Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buku SD di Malang Sebut Saras 008 Selingkuhan Spiderman

Selain ada temuan kata "pelacur" dalam Buku Kerja Siswa (BKS) kelas 5 tematik 4 di Kota Malang, ternyata ditemukan lagi contoh kalimat tidak layak

Editor: Sugiyarto
zoom-in Buku SD di Malang Sebut Saras 008 Selingkuhan Spiderman
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Buku LKS yang bermasalah itu. 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Selain ada temuan kata "pelacur" dalam Buku Kerja Siswa (BKS) kelas 5 tematik 4 di Kota Malang, ternyata ditemukan lagi contoh kalimat tidak layak di LKS kelas 4 tematik 5.

Tematik 5 itu tajuknya "Menghargai Pahlawan". Sedang di sampul belakangnya ada bahasan mengenai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa".

Dalam tulisan itu memaparkan soal pahlawan tidak harus berjubah layaknya Superman maupun Batman. Siapa saja bisa jadi pahlawan.

Kemudian di alinea kedua, baris ketiga ada tulisan begini:
Akan tetapi, walaupun tidak mengharapkan imbalan, mereka mempunyai keinginan dan tujuan yang mulia. Sebagai contoh, Saras 008 (superhero wanita Indonesia, selingkuhannya Spiderman) menolong orang dari para penjahat.

Tidak jelas maksud penulis buku itu memberikan contoh tokoh rekaan/fiksi Saras 008 yang pernah ngehits di sebuah TV swasta di Indonesia kemudian dikaitkan dia sebagai selingkuhan Spiderman.

"Aduh. .kok aneh-aneh saja tulisan di LKS. Masak anak kelas 4 SD diberi contoh soal selingkuhan Spiderman saat membahas pahlawan tanpa tanda jasa," ujar Wulansih, wali murid kelas 4 kepada SURYA.co.id.

Ia menyatakan, memang anaknya belum mendapatkan buku LKS tematik 5. Namun ia mengetahui setelah ada yang memberitahukannya

BERITA TERKAIT

Sedang Ribut Hariyanto, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, meminta Dinas Pendidikan menarik buku-buku LKS.

"Saya masih belum nembus ini untuk konfirmasi ke Dindik mengenai hal tersebut," kata Ribut.

Tujuan penarikan semua LKS agar bisa dicek ulang mengenai isinya. Tak hanya yang LKS kelas 5 juga yang lainnya. Siapa tahu ditemukan keanehan lainnya.

"Apa ya tidak diedit dulu?" gerutunya.

Menurutnya, dewan tidak dilibatkan dalam pembuatan LKS yang dikerjakan oleh Tim KKG (Kelompok Kerja Guru) di bawah bimbingan pengawas.

Apakah dewan perlu dilibatkan? "Tidak. Setidaknya perlu tahu prosesnya," ungkap dia.

Dalam buku LKS itu juga tidak ada informasi lokasi percetakannya. Hanya ada nama tim penyusun buku dan editornya.

Bukankah jika ditarik kemudian direvisi menambah biaya lagi?

Apalagi kesalahan mungkin hanya di satu kata seperti di LKS tematik 4 kelas 5 dan tematik 5 untuk kelas 4.

"MoU-nya bagaimana dengan percetakan jika ada kesalahan seperti itu? Kita tidak tahu karena tidak dilibatkan," katanya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas