Kadek Yuli Rogoh Ratusan Ribu untuk Makan Anjing dan Kucing Liar
Kadek Yuli (35) rela merogoh kocek ratusan ribu untuk memberi makan anjing dan kucing liar di sekitar Stadion Yoga Perkanthi, Jimbaran, Bali.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sore menjelang pukul 16.00 Wita, Senin (16/11/2015), seorang perempuan datang membawa dua tas kresek putih dan hitam berisi belulang ayam dan nasi yang tercampur daging ayam.
Hampir setiap hari Kadek Yuli (35) memberi makan sejumlah anjing liar yang bermain di sisi barat Stadion Yoga Perkanthi, Jimbaran, Badung, Bali. Meski liar, anjing itu masing-masing punya nama Bery, Buddy, Poleng, Tara dan Bleno.
Kepada Tribun Bali, Kadek Yuli mengaku iba sehingga memberi makan banyak anjing yang sengaja diliarkan kemudian tidak diberikan makan pemiliknya.
"Gimana ya mas, saya kadung sayang binatang. Jadi, tidak ada hitungan soal uang," ujar Kadek sambil menambahkan tak peduli ratusan ribu uang ia keluarkan untuk memberi makan anjing-anjing itu.
Di samping anjing, Yuli mengaku dirinya kerap memberikan makanan kepada kucing-kucing liar di daerah itu lebih karena faktor iba melihat mereka kelaparan.
Setiap hari, hampir dua kilogram tulang dan nasi ia berikan kepada anjing-anjing tersebut di stadion juga kawasan lain di luar stadion. "Kalau di sini sedapatnya saja. Kadang pagi, kadang sore saya kasih makan," jelas dia.
Ia miris melihat anjing dan kucing di daerahnya yang sengaja diliarkan karena tak sedikit mati terlindas mobil atau motor. Yuli juga yang menguburkan anjing atau kucing yang mati itu.
"Kasihan. Kalau saya lihat anjing mati terus dilindas gimana hati saya. Saya suruh saja pekerja proyek ini untuk mengubur. Saya beri Rp 20 ribu atau Rp 30 ribu," ungkap dia.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Ketut Suarjaya, mengakui ada dua jenis anjing yang menyebabkan rabies tinggi di Bali yakni anjing liar tanpa pemilik dan anjing rumahan yang sengaja diliarkan.
Untuk mengantisipasi adanya hal tersebut, pihaknya akan membuat aturan adat supaya ada pemeliharaan anjing yang dilakukan masyarakat. "Kami akan mendorong supaya ada pembuatan awig-awig," kata Suarjaya beberapa waktu lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.