Bocah Kura-kura Ini Akhirnya Bisa Bermain dengan Teman Sebayanya
Didier Montalvo (8), bocah yang lahir di sebuah desa yang miskin di Kolombia ini memang sangat berbeda dengan anak kebanyakan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBIA - Didier Montalvo (8), bocah yang lahir di sebuah desa yang miskin di Kolombia ini memang sangat berbeda dengan anak kebanyakan.
Dia lahir dengan kelainan yang sangat jelas terlihat. Di punggungnya ada tahi lalat yang terus tumbuh besar hingga menyerupai tempurung kura-kura.
Itulah sebabnya Didier dijuluki bocah kura-kura.
Ketika Didier berumur dua tahun, seorang ahli medis dari Bogota pernah mendiagnosisnya. Terungkaplah kelainan pada Didier ini sangat langka.
Tahi lalat yang terus tumbuh di punggung Didier ini disebut Congenital Melanocytic Nevus (CMN), dan dokter belum tahu cara mengobatinya.
Desa tempat Didier tinggal sangat jauh dari kota. Dia hidup bersama kakek, nenek, ibu dan dua saudara perempuannya. Sang ayah telah meninggalkannya, setelah Didier lahir.
Menurut ibu Didier, Luz Montalvo " Dia tak menginginkan Didier, bahkan tak mau mengakuinya. Tapi orangtuaku selalu mendukung saya"
Jose, kakek Didier mengaku selalu merasa khawatir dengan kondisi cucunya.
"Didier sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Dia selalu bertanya kenapa harus seperti ini, kenapa anak-anak lain tidak memiliki tempurung seperti dia. Ada banyak pertanyaan yang saya tidak bisa menjawabnya," ungkap Jose.
Parahnya lagi, warga desa setempat juga mengaitkan Didier dengan takhayul setempat. Warga menganggap Didier sebagai pembawa sial bagi desa mereka.
Suatu waktu Didier pernah menyatakan keinginannya untuk bersekolah, tapi warga tak mengizinkannya. Ibunya pun merasa sekolah bukan tempat yang tepat buat Didier.
Dia khawatir Didier akan semakin menderita karena terus diganggu anak-anak yang lain.
Sekarang saja tak ada anak-anak yang mau bermain bersama Didier karena kondisinya yang terlihat berbeda dan aneh.
Ketika keluarga hampir putus asa dengan kondisi Didier, sebuah televisi lokal menyiarkan tentang Didier. Kabar keanehan pada punggungnya tersebar, Didier pun sontak menjadi tenar.
Didier berubah menjadi selebriti lokal. Orang-orang di seluruh Kolombia mulai bersimpati dan menyumbangkan uang pengobatan Didier.
Kabar baik terus berdatangan, terbukti kalau Didier bukan pembawa sial kan?
Hingga suatu hari, dokter Rhodes yang berasal dari Inggris menelpon dan berkeinginan membawa Didier ke negaranya untuk mengobati penyakit aneh tersebut.
Setelah pengobatan berhasil, Didier pun bisa kembali tersenyum, bermain bersama anak-anak lain, berangkat ke sekolah.
Dan yang pasti, dia sudah terlihat aneh lagi. Dokter Rhodes sungguh bagai malaikat penyelamat Didier ya?