Buya Syafii Berharap Muhammadiyah dan NU Bersatu Bangun Negeri
"Saya ini sudah tua, saya ingin di usia tua ini ingin melihat cahaya di ujung lorong, saya harap Ansor bisa menjadi itu," tambahnya.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM SLEMAN - Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif memberikan ceramah dalam acara penutupan Kongres XV GP Ansor di Ponpes Sunan Pandanaran, Sleman, Jumat (27/11/2015).
Dalam ceramahnya, Buya menyinggung friksi yang pernah terjadi antara dua ormas Islam terbesar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah.
"NU Muhammadiyah, dulu kita berdebat masalah khilafiyah maslah doa qunut, usolli, ziarah dan lain-lain yang itu sangat menghabiskan energi kita," ujarnya di hadapan ribuan warga Nahdliyin peserta kongres.
Dia bersyukur saat ini friksi tersebut sudah tidak terjadi lagi, karenanya dia berharap agar para pemuda baik dari Muhammadiyah maupun NU harus bekerjasama untuk membangun bangsa ini.
"Anak muda Muhammadiyah dan NU harus saling share diskusi, kalau perlu saling buka rahasia," ujarnya
Menurutnya saat ini yang paling penting bangsa ini harus dijaga, keutuhan persatuan harus dijaga dan sebagai umat mayoritas umat islam punya tanggung jawab yang sangat besar.
Dia menambahkan bahwa jumlah yang besar ini harus diimbangin dengan kualitas yang baik, sebab tanpa kualitas yang baik kuantitas tidak ada artinya.
"Saya ini sudah tua, saya ingin di usia tua ini ingin melihat cahaya di ujung lorong, saya harap Ansor bisa menjadi itu," tambahnya.
Dia juga berharap Islam Nusantara yang selama ini didengungkan oleh kalangan Nahdliyin tidak hanya terbatas pada slogan saja dan harus diimplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
"Islam nusantara jangan berhenti jadi semboyan saja, Islam nusantara harus diberikan substansi," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.