Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diprediksi Empat Bupati Petahana di Jawa Barat Melenggang Mudah

Ini dengan catatan tidak ada peristiwa politik yang membuat calon pemilih merubah pandangannya terhadap petahana

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Diprediksi Empat Bupati Petahana di Jawa Barat Melenggang Mudah
ISTIMEWA
Muradi, Pengajar Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Padjajaran Bandung 

Laporan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran (Unpad) menilai empat petahana bakal melenggang dengan mudah pada pelaksanaan pilkada serentak 9 Desember 2015.

Empat wilayah itu adalah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Tasikmalaya,

"Ini dengan catatan tidak ada peristiwa politik yang membuat calon pemilih merubah pandangannya terhadap petahana. Temuan ini berdasarkan survei kami,"  ujar Ketua PSPK Unpad, DR Muradi kepada wartawan dalam acara ekspose hasil survey harapan publik pada pilkada serentak di kafe di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (30/11).

Menurut Muradi, melenggangnya petahana itu lantaran memanfaatkan potensi yang ada yakni menggerakkan mesin birokrasi dan mesin politik yang mereka miliki.

Dengan modal itu, para petahana dengan mudah melenggang pada pilkada.

"Mereka diam saja pun pasti menang," kata Muradi.

Berita Rekomendasi

Adapun peristiwa politik yang dimaksud Muradi, yakni kasus hukum yang menjerat petahana atau orang di dekatnya.

Di Indramayu misalnya, posisi petahanan terancam jika Irianto MS Syafiuddin atau Yance diputus bersalah atas kasusnya.

"Kalau prediksi ada putusan pada awal bulan (Desember. Red). Untuk Kabupaten Bandung, ya harus dicari peristiwa politik yang membuat dia (petahana. Red) tidak dipilih. Tapi sejauh ini masih menang. Karawang juga kalau ada isu korupsi yang bisa dibuktikan," ujar Muradi.

Sedangkan Kabupaten Tasikmalaya, lanjut Muradi, berpeluang besar terpilih kembali. Namun bukan berarti tak terpilih lagi lantaran kalah dengan kotak kosong. Persoalan itu bisa muncul jika dipengaruhi dua faktor.

"Problemnya itu ekonomi kalau dikapitalisasi lawan poltik lain bisa jadi kalah dengan kotak kosong. Dan lawannya juga bukan kotak kosong, pengetahuan pemilih juga. Karena selama ini banyak pemilih melakoni pilkada dengan banyak gambar dan ini hanya satu dan bisa menjadi bagian dari situasi yang membuat calon tunggal ini tidak dipilih," ujar Muradi. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas