Kisah Ketika Buku Ditukar Makanan Gratis
Deretan pohon jati akan menyambut anda saat mendatangi sebuah bukit di kawasan Kecamatan Kretek, Bantul.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
Deretan pohon jati akan menyambut anda saat mendatangi sebuah bukit di kawasan Kecamatan Kretek, Bantul.
Di tengah-tengah rimbunnya pohon jati tersebut terdapat beberapa bangunan sederhana yang terbuat dari kayu maupun bambu.
JAUH dari ingar-bingar kota, di situlah hadir Kampung Edukasi Watu Lumbung.
Akhir-akhir ini di media sosial tempat ini menjadi satu titik favorit masyarakat DI Yogyakarta dan sekitarnya, untuk foto-foto dan berwisata.
Pasalnya tempat ini memang menyajikan pemandangan eksotis nan menawan.
Dari lokasi ini pengunjung bisa menyaksikan pemandangan garis pantai selatan Bantul.
Pun terlihat pula gagahnya lima gunung, yakni Lawu, Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro.
Tetapi oleh pengelolanya, tempat yang dibuka sejak 5 Oktober 2014 ini tidak dibangun hanya sekedar sebagai tempat wisata, melainkan menjadi sebuah kampung edukasi.
Pengelola berorientasi agar lokasi tersebut menjadi tempat pembelajaran yang meliputi aspek budaya, pendikan, serta lingkungan.
Adalah Muhammad Boy Rifai, akrab disapa Pak Boy, yang mendedikasikan sisa hidupnya mengelola kampung edukasi ini.
Sebagai kampung edukasi, tentu tidak hanya panorama alam yang ditawarkan. Berbagai fasilitas dan ragam metode edukasi diberikan kepada pengunjung secara menarik.
Di sana anda bisa menemukan beberapa fasilitas. Seperti perpustakaan, kedai, homestay, hingga bioskop.
"Salah satu cara kami mengedukasi masyarakat agar gemar membaca, adalah bagi setiap pengunjung yang berada di perpustakaan minimal 25 menit akan kami beri minuman gratis," ujar Pak Boy.
Untuk memasyarakatkan budaya membaca, tidak hanya cara tersebut yang digagas oleh pengelola.
Bagi siapa saja yang mendonasikan buku di perpustakaan Watu Lumbung akan mendapatkan makanan gratis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.