Terminal Bantingan Muaraenim, Memprihatinkan
Sebagian besar pengguna jalan, keluhkan kondisi di kawasan terminal bantingan Tanjungenim.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MUARAENIM--- Sebagian besar pengguna jalan, keluhkan kondisi di kawasan terminal bantingan Tanjungenim.
Sebab selain semrawut dan kumuh, juga sering menimbulkan kemacetan, Minggu (6/12/2015).
Dari pengamatan dan informasi di lapangan, dahulu kawasan terminal Bantingan tersebut merupakan tempat transit mobil angkot dan angdes di kota Tanjungenim.
Namun seiring waktu, lama kelamaan beralih fungsi, banyak warga yang menggunakan kawasan terminal untuk berdagang dan membuka usaha.
Apalagi ditambah pedagang buah yang tidak tanggung-tanggung membuat lapak di tengah terminal dengan menggunakan papan sehingga lahan untuk parkir kendaraan umum dan pribadi menjadi sempit.
Belum lagi keberadaan lapak buah yang berada di tengah-tengah terminal membuat suasan lalu lintas di sekitar menjadi semrawut.
Pemerintah setempat dan instansi terkait sudah berkali-kali melakukan sosialisasi dan himbauan untuk penertiban namun sepertinya tidak mendapat respon positif dari para pedagang.
Karena tidak ada ketegasan sehingga mengundang warga lain untuk ikut-ikutan membuat lapak di sekitar Terminal Bantingan dan akhirnya terus bertambah sehingga membuat jalan menjadi semrawut dan macet.
Menurut Yanto (30) salah seorang pengguna jalan mengaku sangat terganggu dengan keberadaan lapak-lapak pedagang terutama yang berada di tengah terminal Bantingan, Tanjungenim.
Sebab selain membuat jalannya macet, juga semrawut sehingga tidak enak dipandang mata.
"Coba lihat saja tidak ada lagi ruang parkir kendaraan, sebagian areal terminal sudah digunakan pedagang," ujarnya.
Menurut salah satu pedagang buah, yang tidak mau ditulis namanya mengatakan, dirinya membangun lapak buah di terminal bantingan itu sudah cukup lama. Alasannya, tempat tersebut strategis untuk usaha dan sangat mudah dijangkau.
"Sudah bertahun-tahun saya bejualan buah disini. Saya disini hanya ingin mencari makan,"ungkap pedagang tersebut.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pers Pemantau Pembangunan Muaraenim (LSM-PPPME), Hijazi SIP menyatakan, saat ini kawasan terminal Bantingan Tanjungenim, memang sangat semrawut.
Para pedagang terang-terangan membuat lapak di atas jalan aspal yang tentu sudah melanggar aturan. Kedepan, semua pihak untuk bersama-sama menertibkan secara tegas, supaya lebih tertib, nyaman dan indah.
Camat Lawang Kidul Drs Asarli Manudin MSi, mengaku pihaknya bersama unsur Tripika Lawang Kidul sudah berkali-kali mengingatkan hal tersebut terutama kepada para pedagang buah yang melanggar aturan di Kawasan Terminal Bantingan Tanjungenim.
Bahkan, pihaknya pernah mengandeng pihak PT Bukit Asam selaku pemegang kuasa di kawasan tempat itu untuk menertibkan para pedagang liar tanpa ijin termasuk di Kawasan Pasar Mambo Pasar Baru Tanjungenim.
Sedangkan menurut Kepala Pasar Tanjungenim Zulkifli Jahri, permasalahan ini membutuhkan dukungan dari Pemkab Muaraenim untuk menertibkan para pedagang buah yang melanggar aturan mendirikan lapak jualan di tengah jalan Terminal Bantingan Tanjungenim.
Ia juga mengakui, bahwa persoalan pembongkaran pasar buah itu juga pernah dibahas oleh Unsur Tripika Lawang Kidul bersama pihak PT Bukit Asam dalam beberapa bulan lalu.
Tujuannya adalah untuk menertibkan para pedagang pasar buah yang berjualan di jalan raya untuk dipindahkan di lokasi baru di pasar.
Kemudian pihaknya mendata para pedagang yang akan ditertibkan tersebut. Namun setelah itu hingga sekarang belum ada tidak lanjut kegiatan penertiban itu.
Pihaknya menunggu dukungan dan bantuan dari pihak Kabupaten Muaraenim untuk melakukan penertiban.