Mahasiswa GMNI Minta Penjelasan Kepala Satpol PP Surabaya terkait Kasus Pemukulan
Kantor Satpol PP Kota Surabaya di Jl Jaksa Agung Suprapto, Jumat (11/12/2015) didemo mahasiswa yang tergabung dalam GMNI.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kota Surabaya di Jl Jaksa Agung Suprapto, Jumat (11/12/2015) didemo mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Demo itu digelar sebagai buntut kejadian Kamis (10/12/2015) malam.
Dari informasi yang dikumpulkan, kejadian di Kamis malam itu terjadi disela penertiban PKL di kawasan Jl Darmawangsa.
Seorang aktivis GMNI, Universitas Airlangga Surabaya, mengaku menjadi korban pemukulan.
Diduga perbuatan tersebut dilakukan oleh oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya.
Korban mengalami luka memar bagian wajah dan tangan, akibat pemukulan tersebut.
Sedianya, aktivis sekaligus mahasiswa yang diketahui bernama Lukman Dwi Hadi Putra ini tengah merekam proses penertiban PKL di kawasan itu.
Saat kejadian ada beberapa oknum petugas bersikap kasar terhadap PKL. Lukman yang kebetulan berada di sekitar lokasi reflek merekam kejadian tersebut dengan menggunakan ponsel miliknya.
Menurut rekan korban, Charis Subarcha, aktivis sekaligus Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2012 ini, alasan melakukan pengambilan gambar di area publik tersebut sebagai dokumentasi.
"Sebab banyak pengaduan PKL mereka kerap mendapat tindakan represif oleh Satpol PP saat penertiban," kata Charis.
Beberapa oknum yang mengetahui hal itu, lantas membentak Lukman. Dua orang petugas lainnya ikut mendatangi dan mencoba merampas ponsel.
"Setahu kita, itu area publik. Jadi siapapun warga bisa mengambil gambar. Terkecuali jika di halaman kantor atau privacy. Nah, saat itu banyak yang melihat kejadian tersebut," jelas Charis.
Karena merasa terganggu, beberapa kelompok oknum diduga melakukan pengeroyokan terhadap Lukman. Menurut keterangan Charis, korban dipukuli dengan tangan kosong.
Warga yang mengetahui pemukulan ini mencoba untuk melerai. Sayangnya, para oknum petugas juga diketahui korban ikut mengadang jika ada yang ikut campur dalam insiden tersebut.
Atas kejadian tersebut sedianya, ratusan aktivis GMNI meminta klarifikasi kepada Kasatpol PP Kota Surabaya terkait kejadian itu dengan aksi yang digelar di depan kantor Satpol PP.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.