Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Unggul Lebih 85%, Calon Bupati Sukoharjo: Program Unggulan Diapresiasi Masyarakat

Wardayo mengaku dia setiap menerima undangan dari warga, dirinya selalu menyempatkan diri untuk hadir di acara tersebut.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Unggul Lebih 85%, Calon Bupati Sukoharjo: Program Unggulan Diapresiasi Masyarakat
Ist
Calon Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. 

TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Calon Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan pilihan rakyat mendukungnya untuk memimpin Kabupaten Sukoharjo lima tahun ke depan sebagai sebuah amanah membawa Sukoharjo lebih baik.

“Ini kemenangan rakyat dan ulama Sukoharjo. Saya hanyalah anak petani. Saya bersyukur diberi amanah memimpin Sukoharjo kembali. Tidak ada money politik. Masyarakat ikhlas mencoblos tanpa pamrih. Mereka hanya menginginkan Sukoharjo lebih baik,” ujar Wardoyo, Jumat (11/12/2015).

Berdasarkan hasil hitung cepat pilkada Kabupaten Sukoharjo, pasangan Wardoyo Wijaya-Purwadi yang diusung PDIP mengungguli pasangan Nurdin-Anis Mudhakir, yang maju melalui koalisi PAN, PKB dan Partai Demokrat hampir lebih 85% suara.

“Dukungan luas itu akan mendorong saya untuk melakukan yang terbaik. Saya harus bekerja lebih baik lagi dan memberi pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat Sukoharjo,” jelasnya.

Namun, Wardayo mengaku selama masa kampanye, dia bersama pasangannya Purwadi yang juga kader PDIP tidak melakukan kampanye secara berlebihan.

Dia menduga berbagai program unggulan selama menjabat 2010-2015 lalu menjadi nilai plus dimata warga Sukoharjo sehingga dirinya meraih dukungan yang sangat luar biasa.

“Sejak tahun 2011 saya mengeluarkan kebijakan pendidikan gratis untuk siswa SD hingga SLTA. Benar-benar bebas biaya operasional pendidikan. Kebijakan lainnya berupa santunan kematian khusus bagi warga kurang mampu. Kepada ahli waris diserahkan bantuan sebesar Rp 3 juta. Selama hampir lima tahun, hampir Rp 40 miliar dialokasikan untuk kebijakan ini,” bebernya.

Berita Rekomendasi

Dia juga memberi perhatian khusus bagi kaum disabilitas dengan memberi modal untuk usaha bersama. Pemda menyediakan dana Rp 30 juta untuk tiap kelompok.“Kalau gak kita siapa lagi yang memperdulikan kaum disabilitas. Yang cacat kan fisik mereka tapi pemikirannya normal. Hasil usaha dibagi diantara mereka,” ucap Wardayo. Dia juga sangat memperhatikan pembangunan jalan desa dan kecamatan. “Bila infrastruktur jalan bagus, maka akan meningkatkan perekonomian warga,” tambahnya.

Wardayo mengaku dia setiap menerima undangan dari warga, dirinya selalu menyempatkan diri untuk hadir di acara tersebut.

“Saya wajib hukumnya hadir bila saya diundang termasuk acara di desa-desa. Barangkali itu kunci mengapa warga memilih saya kembali,” ujarnya.

Wardayo juga dikenal dekat dengan para ulama. Setiap bulan dia menggelar dua kali pengajian di kediamannya. Kegiatan ini sudah berjalan selama lima tahun.

Wardayo saat ini memasuki periode kedua sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Sukoharjo.

“Saya kader partai yang mau memberikan yang terbaik bagi PDI Perjuangan. Kebijakan saya selalu diupayakan segaris dengan kebijakan partai, memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” kata Wardayo.

Dia sangat mengagumi Presiden RI pertama Soekarno. Kecintaannya kepada Sang Proklamator itu diwujudkannya dengan melauching nama sebuah pasar dan jalan di Soekarno dengan nama Soekarno.

“Bung Karno itu pemimpin yang dicintai rakyat. Beliau sangat berjasa bagi negara. Saya memberi nama Ir. Soekarno untuk sebuah pasar dan jalan di Sukoharjo,” paparnya. Cucu Bung Karno, Puan Maharani, pada Juni 2012, kala itu menyampaikan apresiasi atas keputusan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo menetapkan nama Presiden Pertama RI Soekarno menjadi nama resmi pasar di Sukoharjo.

Sementara itu, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Pacul mengatakan kemenangan Wardoyo cukup luar biasa dan bukti kecintaan masyarakat Sukoharjo kepada Wardayo.

“Beliau menang dengan angka segitu tanpa pencitraan. Pak Wardayo lebih memprioritaskan program daripada pencitraan. Dia mantan preman jalanan yang sekarang sudah jadi haji. Beliau dicintai rakyatnya. Gaya bicaranya gak dibuat ilmiah, yang masuk akal saja. Dia ngayomi (membuat orang merasa dilindungi), dan ngayemi (membuat orang nyaman, tenang),” ucap Pacul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas