Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buruh Gendong Pasar Beringharjo: 'Mau Hari Ibu atau Bukan, Kami Tetap Kerja'

Dengan bermodalkan kain selendang dan keranjang ukuran besar mereka mengais rupiah demi rupiah dengan tenaganya.

Penulis: Khaerur Reza
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Buruh Gendong Pasar Beringharjo: 'Mau Hari Ibu atau Bukan, Kami Tetap Kerja'
TRIBUN JOGJA/KHAERUR REZA
Buruh gendong pasar Beringharjo Yogyakarta 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA  -  Di tengah hiruk pikuknya Pasar Beringharjo Yogyakarta Selasa (22/12/2015) siang, nampak para wanita-wanita perkasa menggendong sayur-sayuran dan barang-barang lain berseliweran.

Beberapa nampak masih terlihat muda dan kuat, sementara yang lain nampak masih kuat di tengah usia tuanya.

Peluh keringat yang mengucur memperlihatkan bagimana beratnya hidup yang mereka alami.

Dengan bermodalkan kain selendang dan keranjang ukuran besar mereka mengais rupiah demi rupiah dengan tenaganya.

"Sehari dari jam 2 an (dini hari) sudah dapat 30 lebih, Alhamdulillah," cerita salah seorang buruh gendong Rubiyem (54).

Rubiyem hanyalah satu dari sekitar 1500 buruh gendong di Pasar Beringharjo Yogyakarta yang sebagian besar didominasi kaum hawa.

Berita Rekomendasi

Rubiyem yang berasal dari Lendah Kulonprogo, sudah menjadi buruh gendong sejak berusia 17 tahun atau sudah 34 tahun dia menjalani profesi itu.

Walaupun berat tidak ada pilihan lain hanya tenaga yang dia punya untuk membantu perekonomian keluarga mengingat sang suami hanyalah seorang petani biasa.

Untuk sekali mengangkut biasanya para buruh gendong tersebut diberi ongkos 2 ribu rupiah, namun tak jarang pula ada yang memberi seribu.

Dari hasil bekerja kerasnya itulah dia bisa menyekolahkan dua orang anaknya hingga lulus SMP dan SMA.

Seorang buruh gendong lain Tukinem (60) mengatakan tidak ada jadwal tetap karena setiap hari asalkan sehat dirinya mereka harus berangkat demi untuk menghidupi keluarganya.

Menurutnya tidak ada yang spesial dari hari ibu yang jatuh pada hari ini, tidak ada perayaan tidak ada lomba karena baginya semua hari sama saja dia harus tetap bekerja untuk menghidupi keluarganya.

"Mau hari ibu mau hari apa, bagi kita sama saja kita harus tetap kerja jadi buruh gendong," ujarnya sambil mengelap peluh. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas