70 Persen Sayur Organik Getasan Diekspor ke Singapura
Penjabat (Pj) Bupati Semarang Sujarwanto Dwiatmoko telah mencanangkan Kecamatan Getasan sebagai kawasan atau sentral pertanian hortikultura organik.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Pada Desember 2015 ini, Penjabat (Pj) Bupati Semarang Sujarwanto Dwiatmoko telah mencanangkan Kecamatan Getasan sebagai kawasan atau sentral pertanian hortikultura organik.
Melalui pencanangan itu, dia berharap para petani dapat memanfaatkan lahan-lahan pertanian yang mereka miliki untuk mulai ditanami atau beralih ke tanaman sayuran organik.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Semarang Urip Triyogo, selain sayuran tersebut sangat baik dikonsumsi (menyehatkan), dari sisi bisnis atau penjualan pun cukup menjanjikan.
Hal itu seperti yang telah dialami para petani yang tergabung di Kelompok Tani Tranggulasi dan Bangkit Merbabu Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
“Sayuran organik yang mereka tanam sejak 2004 silam itu, hasilnya sudah masuk ke swalayan maupun supermarket dan berlabel organik di kota-kota besar di Indonesia. Bahkan sekitar 70 persen hasil pertanian mereka juga diekspor ke luar negeri guna memenuhi kebutuhan konsumen di Singapura,” jelas Urip kepada Tribun Jateng, Minggu (27/12/2015).
Atas dasar itu, lanjutnya, Pemkab Semarang mendorong kepada para petani khususnya di Getasan dapat beralih atau mengarah pada produksi sayuran organik.
Tak dimungkiri, dari sisi harga pun sangat menjanjikan. Misal untuk sayuran anorganik hanya sekitar Rp 5.000 per kilogram, jika organik bisa mencapai Rp 15.000 per kilogram.
“Ada tiga desa yang telah menerapkan itu dan kami jadikan percontohan (pioner) untuk kelompok tani lainnya. Yakni di Desa Batur, Tajuk, dan Wates Kecamatan Getasan."
"Total lahan yang telah dimanfaatkan untuk tanaman sayuran organik tersebut yakni sekitar 100 hektar. Harapan kami di tahun mendatang bisa terus bertambah dan kami komitmen untuk mendampingi serta membina mereka,” ucapnya.
Sujarwanto mengutarakan, dari data yang dihimpunnya, setidaknya ada sekitar 3.000 hektar luas lahan yang bisa dimanfaatkan para petani untuk menanam dan memproduksi sayuran organik di Kecamatan Getasan itu.
Setidaknya, melalui pencanangan Getasan sebagai pusatnya pertanian hortikultura organik tersebut, semakin banyak petani yang berbondong-bondong menanam sayuran organik.
“Sayuran yang bisa dan diyakini bernilai jual tinggi di pasar nasional maupun mancanegara di antaranya tomat, wortel, timun, kubis, brokoli, selada keriting, cabe, lobak, sawi, hingga pare."
"Keuntungan yang tentu menjanjikan ketika berhasil dijual di pasaran tentu, perekonomian serta kesejahteraan mereka semakin meningkat. Karena itu akan terus kami dorong dan promosikan Getasan sebagai pusatnya sayuran organik di Jawa Tengah,” ungkapnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.