Andong Masih Primadona Bagi Wisatawan Keliling Yogyakarta
Andong, sebagai angkutan tradisional, masih menjadi primadona banyak turis saat berkunjung untuk berwisata ke Kota Yogyakarta.
Penulis: Khaerur Reza
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Andong, sebagai angkutan tradisional, masih menjadi primadona banyak turis saat berkunjung untuk berwisata ke Kota Yogyakarta.
Biasanya, musim liburan menjadi musim menyenangkan bagi para kusir andong karena mereka dapat meraup untung dari wisatawan yang membanjiri Kota Pelajar itu.
"Alhamdulillah ramai sejak Natal." ujar Agus (25), kusir andong yang biasa mangkal di Jalan Malioboro, Selasa (29/12/2015).
Menurut dia, selama libur panjang ini pendapatannya naik dua sampai tiga kali lipat karena bisa menarik penumpang hingga 10 kali dalam sehari, sementara di hari biasa ia hanya menarik andong tiga kali dalam sehari.
Kebanyakan penumpang andongnya adalah wisatawan baik lokal maupun internasional yang ingin menikmati Yogyakarta sambil santai tapi tetap nyaman.
"Ada yang minta keliling saja ke pusat oleh-oleh, keraton, alun-alun. Bahkan ada juga yang minta ditunggui," ujar warga asal Jombor Sleman itu.
Khusus untuk liburan, ia sedikit menaikkan tarif andong karena kemacetan terjadi di mana-mana. Sehingga membuat waktu tempuh lebih lama dan kusir andong harus lebih berhati-hati mengarahkan kudanya.
Dia berharap situasi ramai wisatawan di Kota Yogyakarta terus bertahan sampai tahub baru tiba.
Kusir andong lainnya, Sugiono (55), mengatakan ia harus berhati-hati ketika melewati titik nol kilometer yang saat ini sudah diganti menggunakan batu andesit agar kudanya tak terpeleset.