Kisah Din Minimi, dari Dijemput Kepala BIN hingga Telepon Langsung Presiden Jokowi
Dia juga mengaku, pernah berkomunikasi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, termasuk berbicara langsung dengan Presiden Joko Widodo.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Setelah sebelumnya kurang lebih dua minggu membangun komunikasi dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso, akhirnya Din Minimi dan kelompoknya menyerah.
Din Minimi dan anggotanya bersedia menyerahkan diri karena pemerintah pusat telah memberikan mereka amnesti.
“Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Bapak Sutiyoso telah memberikan amnesti kepada saya dan anggota saya dan merespon tuntutan kami serta bersedia menjamin keselamatan kami sehingga kami bersedia menyerahkan senjata api,” ujar kata Nurdin bin Ismail alias Din Minimi kepada Serambi Selasa (29/12) di rumahnya.
Din Minimi dan anggotanya dijemput langsung oleh Kepala BIN menggunakan empat mobil di Gampong Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, Senin (28/12) petang.
“Kami dijemput langsung oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso, menggunakan empat mobil di Gampong Jambo Reuhat, usai magrib Senin malam kami tiba di rumah,” katanya.
Din Minimi mengatakan dia dan kelompoknya menyerah karena merasa puas dengan sikap pemerintah yang telah merespon tuntutan pihaknya dan telah mencapai kesepakatan.
"Jika diberikan sesuai yang kita sepakati, kita akan pimpin dan jalankan apa yang telah diamanatkan terhadap kita tersebut, tuntutan yang kita minta yaitu realisasikan hak anak yatim, janda, Eks GAM, dan hak fakir miskin, ” katanya.
Namun, imbuh Din Minimi, pemerintah memberikan enam kewenangan terhadap dirinya yaitu merealisasikan hak anak yatim, janda, eks GAM, fakir miskin dan mengamankan Pilkada tahun 2017 mendatang.
Atas diresponnya tuntutan tersebut, Din Minimi dan kelompoknya bakal membentuk lembaga untuk menjalankan program itu jika pemerintah telah merealisasikannya.
“Kita pimpin dan jalankan program ini sesuai dengan yang telah diamanatkan pemerintah, karena tuntutan ini ditanggapi langsung dari pemerintah pusat bukan pemerintah Aceh,” katanya.
Din Minimi pun mengaku selama ini tidak pernah berkomunikasi dengan pemimpin di Aceh.
“Selama ini pemimpin Aceh tidak ada yang berkomunikasi dengan saya, cuma Mualem tadi dari Jakarta menelepon saya dan mengajak saya ketemu. Tapi saya tidak mau karena tidak ada untungnya bagi saya,” paparnya.
Berkomunikasi dengan Presiden Jokowi
Din Minimi mengaku hubungannya selama ini dengan pemerintah pusat sangat baik.