Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trauma, Gadis Korban Pencabulan Tak Mau Ditemui Orang Dewasa

Ia masih takut bila berhadapan dengan orang dewasa termasuk untuk pulang ke kampungnya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Trauma, Gadis Korban Pencabulan Tak Mau Ditemui Orang Dewasa
net
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM, ANAMBAS - Korban dugaan pencabulan asal Pulau Jemaja N (15), hingga kini masih mengalami trauma atas apa yang dialaminya.

Remaja yang diketahui masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama itu, masih takut bila berhadapan dengan orang dewasa termasuk untuk pulang ke kampungnya.

"Sepertinya dia masih mengalami trauma, terlebih untuk berhadapan dengan orang termasuk dengan rekan-rekan sebayanya. Tanggal empat besok kan, sudah masuk sekolah. Nah, mungkin itu yang dia bayangkan serta khawatirkan. Karena, banyak yang sudah mengetahui tentang apa yang ia alami. Saat saya hendak menemui dia kemarin, tampak masih ketakutan untuk ditemui. Saya hanya menemui orangtuanya saja," ujar Safarilis Ketua Ikatan Keluarga Jemaja (IKJ) di Tanjungpinang saat dihubungi Jum'at (1/1/2016).

Untuk mengurangi rasa trauma yang dialami oleh korban, Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) pun membawa korban untuk berkeliling kota Batam, dengan harapan untuk menghilangkan serta mengurangi rasa trauma yang dialami pasca kejadian di salahsatu hotel di Tanjungpinang itu.

Tidak hanya itu, upaya untuk membawa korban berkeliling kota Batam dengan didampingi oleh KPPAD, diakui Safarilis sambil menunggu psikolog yang didatangkan oleh KPPAD.

"Sudah dua hari ini. Dari keluarga, selain ibu ia juga ditemani oleh abang kandungnya. Karena, ayahnya menjaga adik-adiknya. Rencana dari pihak KPPAD selain mengajak ia berkeliling kota Batam, sambil menunggu kedatangan psikolog. Kami pun berterima kasih juga dengan KPPAD yang senantiasa mendampingi korban untuk menghilangkan rasa trauma atas kejadian yang ia alami," terangnya.

Safarilis pun juga meminta maaf kepada masyarakat Anambas, khususnya Jemaja yang bersimpati serta ingin membesuk korban.

BERITA TERKAIT

Bukan tidak ingin menutup ruang kepada masyarakat yang bersimpati terhadap apa yang dialami korban, namun saat ini kondisi korban yang masih mengalami trauma yang menjadi alasan utama hal ini dilakukan.

Tidak dipungkiri, peristiwa yang dialami korban dengan cepat menyebar termasuk ke masyarakat Jemaja.

"Saya mengucapkan minta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat yang ingin membesuk. Termasuk yang menelpon melalui kami. Bukan tidak ingin, namun memang untuk menjaga kondisi adik kita ini sehingga dibatasi," ungkapnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ajakan untuk liburan gratis oleh seorang pria yang berusia sama seperti Ayahnya, Bunga (15), warga Kepulauan Anambas terlihat gembira.

Mengingat liburan sekolah sudah dimulai. Terlebih lagi H, pria berusia 50 tahun tersebut menawarkan bermalam di hotel di Tanjungpinang.

Berangkatlah Bunga dengan ditemani An, teman sebayanya, bersama H pada Selasa (22/12/2015) pagi dari Kepulauan Anambas dengan kapal KM Bukit Raya. Di Tanjungpinang, ketiganya menginap di salah satu hotel.

Namun, kegembiraan Bunga tak berlangsung lama. Di hotel, H meminta pelayanan gratis, yakni mengajak bersenggama di kamarnya. Tentu saja Bunga kaget, namun H malah beringas dan memaksa.

Hingga aksi persetubuhan paksaan tersebut pun terjadi, pada Rabu (23/12/2015) sore.(Septyan Mulia Rohman)

Sumber: Tribun Batam
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas