Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

‎Berpakaian Adat Bali, Ratusan Warga Bali Tolak Reklamasi

Selanjutnya mendirikan 2 baliho besar sebagai penegasan sikap penolakan reklamasi Teluk Benoa.

Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in ‎Berpakaian Adat Bali, Ratusan Warga Bali Tolak Reklamasi
TRIBUN BALI/I MADE ARDIANGGA
Ratusan warga dari masyarakat Kedonganan, Kuta Selatan, Badung, Bali menggelar demontrasi untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa berkedok Revitalisasi, Minggu (3/1/2016) siang. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA -  Geliat seruan penolakan reklamasi kembali bergulir dilakukan oleh warga Bali.

Ratusan warga dari masyarakat Kedonganan, Kuta Selatan, Badung, Bali menggelar demontrasi untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa berkedok Revitalisasi, Minggu (3/1/2016) siang.

Aksi ini dilakukan oleh warga dari STT Karang Taruna Eka Canthi, STT Dharma Sentana, STT Suka Karya, STT Kertha Mudayasa, STT Para Mertha Kusuma, STT Eka Sila, STT Jaya Shanti, Ketua LPD Kedonganan, Kelian Adat Banjar Kertha Yasa, Kelian Adat Banjar Anyar Gede, Forum Pemerhati Pembangunan Bali (FPPB) Kedonganan.

Mereka bergabung dan merupakan bagian dari Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI), yang selama ini gencar menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa Berkedok Revitalisasi.

Dari pantauan Tribun Bali, massa melakukan aksinya, dengan berkumpul di Catus Pata menuju Toyaning, Kedonganan.

Selanjutnya mendirikan 2 baliho besar sebagai penegasan sikap penolakan reklamasi Teluk Benoa.

BERITA TERKAIT

"Aksi ini merupakan penegasan kembali sikap Masyarakat Kedonganan untuk menolak reklamasi dari tiga tahun lalu. Air sudah mulai naik di Teluk Benoa, kami takut tenggelam," ujar Ketut Raka Budana, selaku Ketua LPM Kedonganan, Minggu (3/12/2015).

Menurut dia, saat ini yang terpenting ialah generasi muda di Bali, khususnya Kedonganan sebisa mungkin dapat memberikan sikap dan suara yang sama menolak reklamasi Teluk Benoa.

"Rencana reklamasi Teluk Benoa mengancam daerah pesisir," ungkapnya.

Sementara itu, I Wayan Yustisia selaku ketua Karang Taruna Eka Chanthi mendesak agar pemerintah Propinsi Bali untuk bersikap tegas dan melihat aspirasi masyarakat di Desa Kedonganan.

"Sebagai generasi muda, kami tak ingin mendapatkan warisan yang malah mengancam keberadaan Desa kami, untuk itu kami para pemuda di Kedonganan dengan tegas menolak Reklamasi. ingetlah nasib anak cucu di masa depan. generasi tua jangan hanya memikirkan nasib mereka sekarang," ujarnya. (ang)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas