Kisah Ratu Kerajaan Sekar Papua Barat Nekat Datang ke Yogya Sendiri Tanpa Undangan
Ratu Rustuty Rumangesan mengaku datang sendirian dari Papua ke Yogyakarta setelah sekitar sebulan lalu mendengar akan diselenggarakannya Jumenengan
Editor: Sugiyarto
Penobatan Dalem KGPAA Paku Alam X mengundang perhatian masyarakat dari dalam maupun luar Yogyakarta termasuk Raja dari berbagai penjuru Nusantara.
SATU diantaranya datang dari Kerajaan Sekar yang berada di Kabupaten Fak-fak, Papua Barat.
Namanya Ratu Tanah Rata Kokoda, Rustuty Rumangesan dari Kerajaan Sekar Fak-fak, Papua Barat.
Dia adalah satu dari sekian banyak pimpinan Kerajaan di Nusantara yang ingin menyaksikan secara langsung peristiwa bersejarah peristiwa bersejarah Kadipaten Pakualaman.
Ratu Rustuty Rumangesan mengaku datang sendirian dari Papua ke Yogyakarta setelah sekitar sebulan lalu mendengar akan diselenggarakannya Jumenengan (Penobatan).
Uniknya, Sang Ratu mengaku datang tanpa undangan untuk menghadiri acara bersejarah di Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta. Meski begitu, tak menyurutkan semangatnya untuk datang langsung.
"Tadi malam saya sampai di Yogya. Berangkat sendiri, mencari tiket pesawat dan kendaraan umum sendiri, dan mencari hotel sendiri," ungkapnya Kamis (7/1/2016).
Apa yang membuat dirinya nekat datang ke acara itu meski tanpa undangan?
Sang Ratu mengaku berniat membangun silaturahmi antar kerajaan, Ratu Rustuty perjuangannya datang jauh-jauh dari Papua dapat memperkenalkan Kerajaan kepada masyarakat Indonesia.
Selama ini, Papua hanya dikenal memiliki Suku-suku, tapi ternyata disana ada pula beberapa kerajaan yang masih ada hingga saat ini. "Ada 10 kerajaan termasuk yang dipimpinnya,"katanya.
Saat datang ke acara Jumenengan, Ratu Rustuty mengenakan pakaian adat kerajaan Sekar berwarna emas.
Menurut dia, di Papua terdapat juga terdapat kerajaan Islam sejak beberapa abad lalu dengan bukti adanya masjid tua.
Ratu Rustuty berharap agar Paku Alam X dapat menjalankan dan mempertahankan kebudayaan di Kadipaten Pakualaman.
Selain itu ia juga berharap kepada pemerintah agar memperhatikan serta ikut memelihara kebudayaan yang dimiliki oleh seluruh kerajaan di Nusantara.
Beberapa tamu dari kerajaan yang datang antara lain Agung Harya Mataram, perwakilan Raja Puri Agung Karangasem Bali, Perwakilan kerajaan dari Malaysia adalah YM Dato' Seri Paduka Raja Dr. Muhamad Rosli Che Wan. (TRIBUNJOGJA.COM | Kurniatul Hidayah