Pakde Karwo Minta Ahli Geologi Turun Tangan Lakukan Kajian Soal Lapindo
Gubernur Jatim Soekarwo minta ahli geologi turun tangan melakukan kajian.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gubernur Jatim Soekarwo minta ahli geologi turun tangan melakukan kajian.
Ini untuk menyikapi kekhawatiran banyak pihak terkait keinginan PT Lapindo Brantas Inc melakukan eksplorasi migas di Sumur Tanggulangin 1, Desa Kedung Banteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Pakde Karwo, meski proses pengeboran oleh PT Lapindo di Kedung Banteng telah dihentikan, namun pemerintah harus tetap melakukan kajian tentang bahaya dan manfaat dari aktivitas pengeboran yang akan dilakukan.
"Makanya ahli geologi harus turun untuk melakukan kajian," tegasnya, Selasa (12/1/2016).
Hasil dari kajian yang independen dan ilmiah inilah yang nantinya dapat dijadikan pijakan boleh tidaknya eksplorasi dilakukan.
"Biar mereka (ahli geologi) yang bilang akan hal itu," tandasnya.
Dikatakan, pentingnya kajian ilmiah dilakukan, karena sampai saat ini masyarakat Sidoarjo, khususnya yang berada di sekitar titik pengeboran masih trauma dan dihantui rasa was-was serta ketakutan.
"Trauma dan rasa takut tersebut tidak mudah untuk dihilangkan begitu saja," imbuh Pakde Karwo.
Untuk itu, kajian ilmiah harus dilakukan untuk mengurangi keresahan masyarakat Sidoarjo soal pengeboran tersebut.
Ini juga untuk menghilangkan trauma warga Sidoarjo akibat bencana Lumpur Lapindo akibat pengeboran PT Lapindo Brantas tahun 2006 lalu.
Dampak semburan lumpur Lapindo telah mengubur wilayah seluas lebih dari 800 hektare di tiga kecamatan: Porong, Tanggulangin dan Jabon.
Lumpur Lapindo juga menghancurkan kehidupan masyarakat di lebih dari 15 desa, lebih dari 75.000 jiwa terusir dari kampung halamannya.
"Makanya, demi kenyamanan dan ketentraman masyarakat, tugas kita sebagai pemerintah pemerintah untuk mendorong mewujudkannya (kajian ilmiah itu)," pungkas Gubernur dua periode ini.