Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Haru Petugas Kesehatan di Hulu Kalimantan Barat, Naik Ojek Sampan Rp 1 Juta

Irfan berbagi kisah bagaimana ia menjadi petugas kesehatan di Puskesmas Pembantu Riam Tapang Kecamatan Silat Hulu Kapuas Hulu.

Penulis: Novi Saputra
Editor: Y Gustaman
Dokumentasi Irfan
Kondisi akses jalan darat menuju Puskesmas Pembantu Riam Tapang Kapuas Hulu.
Dokumentasi Irfan
Kondisi akses jalan darat menuju Puskesmas Pembantu Riam Tapang Kapuas Hulu.
Dokumentasi Irfan
Petugas kesehatan melalui jalur sungai guna menuju Pustu Riam tapang di Kapuas Hulu.
Dokumentasi Irfan
Petugas kesehatan melalui jalur sungai guna menuju Pustu Riam tapang di Kapuas Hulu.

Kondisi sinyal telekomunikasi di sekitar Pustu hanya ada satu titik di mana masyarakat dan dirinya bisa berhubungan dengan dunia luar di jam-jam tertentu.

"Kadang ada sinyal di lapangan bola, itupun harus sabar menunggu sinyal masuk ke hp, kalau listrik aku pakai panel surya," kata dia.

Untuk urusan barang kebutuhan pokok, Irfan dan warga harus bersabar, lantaran selain cukup minim di warung-warung namun juga ketimpangan harga amatlah jauh.

"Perbandingannya gas tiga kilogram dijual paling murah Rp 35 ribu, itu kalau lagi banyak stok. Bensin rata-rata paling murah Rp 12 ribu seliter," kata dia.

Sejumlah agenda bersama Puskesmas Induk rutin mereka lakukan setiap bulannya, seperti Puskesmas Keliling.

Tidak jarang dalam agenda puskesmas keliling ini mereka menyusuri desa-desa di tepian jeram sungai Kapuas. Dalam agenda Pusling ini ia dibantu petugas kesehatan dari Puskesmas Induk.

"Walau agak-agak ngeri karena banyak batu besar, tapi seru juga dan juga jika bukan kepada kami, masyarakat mau berobat kepada siapa lagi," imbuh dia.

Berita Rekomendasi

Masyarakat terpencil, kata Irfan, dalam satu dua kasus acapkali takut jika berhadapan dengan petugas kesehatan, mereka kadang lebih memilih pengobatan tradisional.

Untuk memangkas jarak antara dirinya sebagai satu-satunya petugas di Pustu dengan masyarakat sekitar, Irfan seringkali memasak makanan khas Sambas yakni bubur pedas. Makanan ini ternyata kemudian digemari oleh warga.

"Kalau di sini bubur pedasnya, berasnya tidak diaruk (oseng) terlebih dahulu hanya langsung dimasak dengan sayur. Kalau aku buat memang seperti di Sambas, orang senang malahan banyak yang nambah malahan ada yang bungkus bawa pulang," kata dia.

Bubur pedas sering ia sajikan saat ada kegiatan bulanan di Pustu, misalnya imunisasi balita atapun agenda pusling dari Puskesmas Induk.

"Biar semakin akrab dan orang mau datang, jadi selain berobat warga juga bisa makan masakan Sambas," ujar pria yang mengaku hobi memasak sejak SMA ini.


Irfan berharap keadaan dunia kesehatan khususnya di tempatnya mengabdi semakin hari semakin baik, yang dapat dimulai dengan perbaikan infrastruktur pendukung di daerah terpencil.

"Saya maupu teman-teman di pelosok lainnya sebagai perawat dan juga PNS, ya memang harus mengabdi untuk masyarakat, tidak masalah capek-capek diperjalanan, cuma kadang sedih melihat masyarakat yang harus rujukan misalnya, semoga saja keadaan ini semakin hari dapat semakin membaik," tegas dia.

Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten terbsesar di kalimantan Barat, kabupaten ini terkenal dengan Danau Sentarum serta keindahan ikan Arwana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas