Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Listrik Padam di Manado: Pengecer Bensin Naikkan Harga, Pengusaha Laundry Kewalahan

'Bagaimana ini PLN sudah sangat keterlaluan. Pelanggan saya ada yang marah karena keterlambatan baju belum selesai dicuci dan disetrika,' kata Widya.

Penulis: Ferdinand Ranti
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Listrik Padam di Manado: Pengecer Bensin Naikkan Harga, Pengusaha Laundry Kewalahan
TRIBUN MANADO/FERDINAND
Puluhan wartawan menyalakan lilin di sela aksi di kantor PLN Suluttenggo, Senin (18/1/2016). Mereka meminta listrik di kantor tersebut dimatikan agar para pegawai PLN ikut merasakan dampak pemadaman listrik yang dialami warga hingga puluhan jam. 

Laporan wartawan Tribun Manado, Ferdinand Ranti

TRIBUNNEWS.COM, MANADO  -  Pemadaman listrik yang dilakukan PLN membuat beberapa penjual bensin eceran (Pertamini) di Kota Manado mengambil keuntungan.

Kepada Tribun Manado, Senin (18/1/2016) seorang ibu rumah tangga yakni Vanny yang berdomisili di kelurahan Paniki, Kecamatan Mapanget, Kota Manado mengeluhkan harga bensin yang dijual pedagang mencapai Rp 10 ribu per botol.

Ibu empat anak ini terpaksa membelinya karena kebutuhan untuk dipakainya di alat genset.

"Harga bensin saya beli di Pertamini dinaikkan, saya tanya ke mereka (penjual) katanya dinaikkan karena listrik sering padam," keluh Vanny.

Vanny terpaksa membelinya karena tidak ada pilihan lagi.

"Saya terpaksa beli, kalau tidak beli. Lampu dirumah saya padam. Karena di dalam kulkas saya banyak pasokan ikan. Takutnya semua ikan saya busuk," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Sebagian pasokan ikan di kulkas telah dimasak.

"Sebagian saya sudah masak. Kalau alat genset juga dipasang terus akan panas dan rusak. PLN keterlaluan memadamkan lampu berpuluhan jam," katanya.

Dampak pemadaman listrik juga dirasakan pengusaha Laundry. Widya kewalahan, bahkan para konsumen harus menunggu berhari-hari mengambil baju mereka.

"Bagaimana ini PLN sudah sangat keterlaluan. Pelanggan saya ada yang marah karena keterlambatan baju belum selesai dicuci dan disetrika," kata Widya.

Ibu dua anak ini mengatakan baju laundry sebenarnya diambil dua hari, saat pemadaman harus menunggu 4-5 hari baru bisa diambil.

"Saya mau bikin apa. Semua karena PLN, ada pelanggan mengerti dan ada juga yang tidak mengerti. Saya takut pelanggan saya lari," tuturnya.

Widya berharap Pemerintah dan pihak PLN menindaklanjuti pemadaman tersebut. "Jangan janji-janji palsu katanya tidak akan ada pemadaman. Tapi toh buktinya pemadaman hingga berhari-hari. Pemerintah harus jeli, ini sangat merugikan kami sebagai warga Sulut," katanya. (*) 

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas