Semangat Belajar dan Nasionalisme Para Siswa di Perbatasan Indonesia Menakjubkan
Rasa nasionalisme mereka sangat besar, ketimbang kita masyarakat Indonesia yang berada dekat dengan ibukota
Editor: Sugiyarto
Hal serupa dikatakan oleh Muammar Irfan, pengajar lain yang ikut ke sana. Ketika itu mahasiswa yang biasa disapa Amar ini heran saat para siswa di sana menjawab bahwa ibukota Indonesia adalah “Ibu Kartini” dan “Ibu Megawati”.
Selain itu, saat ia menanyakan siapakah Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, para siswa, khususnya siswa SD menjawab Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
“Saya kaget ketika mendengar hal itu. Ketika ditanya siapa proklamator? Mereka menjawab Soekarno dan Jenderal Sudirman. Kami berangkat ke sana untuk menjalankan sebuah program, yaitu program pemberdayaan pendidik, moral dan intelektual serta ekonomi kreatif,” kata Amar.
Para mahasiswa yang berangkat ke sana sebelumnya dilakukan proses seleksi, baik administrasi, tes tertulis maupun wawancara.
Setelah itu para relawan yang lolos di karantina dan diberi pelatihan sebelum berangkat ke sana.
Beberapa di antara mereka mengatakan bahwa pengalaman berbagi ilmu bersama siswa, pemuda dan warga sekitar di sana adalah pengalaman yang luar biasa dan tidak dapat dilupakan.
Dalam setiap tahunnya, komunitas tersebut akan terus mengirimkan para relawan mahasiswa untuk berbagi ilmu ke wilayah-wilayah di Indonesia yang terluar, terdepan dan tertinggal.
Dengan begitu, khususnya para siswa sebagai generasi penerus bangsa mendapatkan hak yang sama.
Amar menuturkan, ke depannya pihaknya akan meminta pihak pemerintah untuk ikut serta mendukung mereka menjalankan program tersebut.
Setelah mereka selesai mengajar di sana, komunitas inipun menyelenggarakan Gebyar Generasi Bakti Negeri, yang mana di dalamnya terdapat berbagai kegiatan yang dimaksud untuk berbagi pengalaman bersama para generasi Yogyakarta.
Di antaranya seperti mengadakan seminar pendidikan, pameran foto kegiatan mereka saat mengajar di sana, pemutaran film dokomenter, pentas seni dan masih banyak lagi.
Acara tersebut diselenggarakan pada 18 hingga 19 Januari 2016 di Societet Military, Taman Budaya Yogyakarta.
“Kami berharap akan lebih banyak lagi generasi muda yang ingin menyisihkan waktunya untuk berbagi pengetahuan bersama orang lain,” tuturnya. (tribunjogja.com)