Boneka Imut Ini Terbuat dari Lumut, Karya Mahasiswa Unpad
Ada tanaman hias yang menyembul keluar di bagian atas boneka bulat tersebut.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Boneka lumut. Begitu Faldi Adi Sajana (22), menyebut, hasil karyanya. Boneka itu berbentuk bulat terbalut lumut hijau yang masih basah.
Ada tanaman hias yang menyembul keluar di bagian atas boneka bulat tersebut. Tanaman hias dengan tinggi sekitar lima sentimeter itu terlihat masih segar.
Ya, pemuda yang kuliah di Universitas Padjadjaran Jurusan Agribisnis angkatan 2012 ini merupakan pelaku usaha kreatif yang dinamakan Planter Crafter.
Ia memproduksi tanaman hias dengan median lumut. Dengan tangan kreatifnya, tanaman hias tersebut terlihat unik dan lucu menyerupai mainan.
"Sejak April saya dan seorang teman sekampus dan sejurusan mulai membuat ini," kata Faldi kepada Tribun di kediamannya di Jalan Sukagalih No 58, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/1/2016).
Tak begitu sulit membuat tanaman hias dengan median lumut itu. Cukup dengan campuran tanah, kerikil, dan serat kelapa, ia membentuk bulatan yang ukurangnnya sekepalan tangan orang dewasa hingga berbentuk bola. Ia membagi dua bola tanah untuk memasang tanaman hias, tangan, dan kaki buatan.
Setelah itu, belahan bola itu disatukan kembali. Baru lumut hijau dibalut ke seluruh permukaan bola. Agar lumut tak rontok, ia kembali membalutnya dengan benang hijau.
Lantas ia memasang sepasang mata pada bola itu hingga akhirnya menjadi boneka lumut.
"Saya terinspirasi dari bola lumut dari Jepang. Namanya kokedama. Tapi kokedama belum ada inovasi seperti saya. Hanya bonsai dengan medianya lumut," ujar Faldi.
Beberapa kali Faldi dan seorang temannya yang bernama Anwar Imannurdin (22) melakukan percobaan. Dua minggu pertama, tanaman hias yang ditanam di atas bola lumut itu mati kering. Ia pun mendapatkan komplain lantaran sejumlah hasil karya sudah dipasarkan secara bebas.
"Tadinya takut juga, tapi justru dari situ kami mencari tahu apa yang kurang dari hasil karya kami. Ternyata waktu itu bola kami idak pakai kerikil. Full tanah sehingga bolanya padat. Setelah dicampur kerikil, hasilnya berbeda. Sebab ada rongga untuk masuk air dan udara," ujar Faldi.
Boneka lumutnya itu telah dipasarkan Faldi secara online terutama melalui media sosial. Bisnis yang dilakoninya pun cukup melejit. Hasil karyanya pun mulai dikenal orang dari sejumlah daerah. Berbagai event dan pameran pun selalu diikutinya.
"Awalnya saya cuma iseng posting foto boneka lumut di media sosial dan tidak kepikiran jadi bisnis. Cuman responnya ternyata luar biasa. Beberapa kali saya juga jadi narasumber acara workshop di media televisi nasional," kata Faldi. (*)