Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penumpang Kapal Pingsan saat Dokumen Gafatar Bawaannya Digeledah

Dua penumpang KM Bukit Raya yang merapat di Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat ditangkap polisi, setelah dicurigai sebagai anggota Gafatar

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Penumpang Kapal Pingsan saat Dokumen Gafatar Bawaannya Digeledah
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Ratusan pengungsi eks Gafatar asal Mempawah yang diangkut menggunakan iringan kendaran Kodam XII Tanjungpura, Polda Kalbar, Satpol PP, hingga bis angkutan pelajar menuju tempat pengungsian di Bekangdam XII/Tpr, Jl Adisucipto, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (19/1/2016) pukul 19.30 WIB. Arus pengungsian 664 warga ini terbagi dalam dua gelombang, pertama datang sejumlah 327 orang dari Moton Panjang dan sisanya 337 pada gelombang kedua dari Desa Pasir, Kabupaten Mempawah. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Sehari setelah terjadi aksi anarkis berupa pembakaran pondok-pondok yang ditinggali eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, masih ada anggota organisasi itu yang berusaha masuk wilayah tersebut menggunakan kapal laut.

Dua penumpang KM Bukit Raya yang merapat di Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), ditangkap polisi, setelah dicurigai sebagai anggota Gafatar, Rabu (20/1/2016) sekira pukul 10.30 WIB.

KM Bukit Raya berlayar dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Penumpang berinisial SM (48) sempat pingsan, saat petugas hendak melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaannya.
Dari barang bawaan penumpang lainnya, Zn, juga ditemukan sejumlah dokumen mengenai ajaran yang diduga terkait dengan Gafatar.

Mereka kemudian dibawa ke Polsek KP3L Pelabuhan Dwikora Pontianak.

Setelah sadar dari pingsan, SM kemudian dimintai keterangan terkait dokumen yang dibawanya. Ia memberikan keterangan berbelit kepada Wakapolresta Pontianak, AKBP Veris Septiansyah.

"Saya coba cari kerjaan kelistrikan, karena latar belakang saya STM. Tujuan saya ke Sintang. Kalau buku-buku ini sudah lama di tas saya, kebawa pas saya ke sini," ungkap SM kepada AKBP Veris.

Berita Rekomendasi

Dari pemeriksaan petugas, dokumen yang sebagian besar berbahasa Jawa ini dicurigai bermaterikan Gafatar, di antaranya, sejumlah buku-buku tentang ketuhanan, kelistrikan dan kejawen. Selain itu ada primbon serta brosur tentang visi dan misi Gafatar.

"Di Surabaya saya bekerja jualan pentol keliling. Ini saya mau bekerja di kebun sawit di Sintang. Nama teman saya yang di Sintang, Suhemi. Tujuannya saya adu nasib," kata SM.

Pria beranak tiga ini mengaku bergabung ke Gafatar pada 2006, namun akhirnya keluar pada 2011.

Ia beralasan, keluar dari Gafatar karena merasa ada yang menyimpang.

"Ini sebenarnya tersimpan lama di tas, pas berangkat terbawa, sudah lama ini. Saya dulu diajak teman saya yang bernama Arif, tapi semenjak dia meninggal saya sudah tidak bergabung lagi. Jadi buku ini hanya untuk dokumen," jelasnya.

SM mengaku tak begitu memahami ajaran Gafatar. Ia hanya tahu organisasi itu bergerak di kegiatan bakti sosial.

"Ya ngaji-ngaji Alquran begitu saja, tak ada janji-janji apa, hanya mengaji. Saya kurang paham itu, hanya senang baca-baca Alquran," terangnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas