Harga Penjor Mulai Rp 200 Ribu Hingga Rp 1 Jutaan, Ini Perbedaannya
Dari kerajinannya itu, dirinya bisa mendapat untung dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasanya.
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Puluhan Penjor terbentang dan belasan di antaranya sedang digarap oleh perajin Penjor di Jalan Kepundung No 57, Denpasar, Bali, Sabtu (6/2/2016).
Penjor-penjor ini akan dipakai untuk dua perayaan masyarakat Bali, khususnya bagi etnis Tionghoa dan Umat Hindu.
Etnis Tionghoa akan melaksanakan hari raya Imlek, sedangkan Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan.
Bagian sebagian orang, dua perayaan itu menjadi rejeki tersendiri. Khususnya, bagi para perajin Penjor, seperti perajin Penjor di Jalan Kepundung No 57 Denpasar, Bali, I Made Mangku Budiarta.
Dari kerajinannya itu, dirinya bisa mendapat untung dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasanya.
Made Mangku pun mengatakan, bahwa untuk penjor-penjornya ini dijual dari harga terendah dari Rp 200 ribu hingga termahal Rp 1 juta, ataupun lebih dari itu.
Penjor-penjor itu dijual dengan berbagai ukuran dimulai dari ukuran 7 meter hingga lebih dari itu.
Dan harga dipengaruhi dengan ketinggian juga oleh hiasan dalam Penjor sendiri.
"Urusan harga memang dipengaruhi oleh harga. Jika yang terendah 200 ribu pastinya minim sekali hiasan dan hanya menggunakan janur. Kalau 1 juta, banyak hiasan dan juga dengan ketinggian penjor," ujarnya, Sabtu (6/2/2016).
Harga yang dipengaruhi hiasan itu, diuraikannya, yaitu dengan adanya beberapa isian dalam Penjor.
Seperti halnya, isian padi, kober (kain putih kuning), jajan, tebu, pisang sama kelapa. Gebogan, sampiyan, taying dan kolong-kolong.
Sedangkan untuk harga Rp 200 ribu lengkap tapi tidak memakai gebogan dan ketinggian Penjor hanya 7 meter saja.
"Paling kalau yang mahalan biasanya kami beri hiasan yang lebih banyak dan ketinggiannya pun lebih dari 7 meter. Biasanya dipakai di hotel-hotel," jelasnya.
Dia pun mengungkapkan, untuk membuat satu Penjor dengan 12 pekerja saat ini memang dibutuhkan waktu beberapa hari hingga dua minggu sebelum Penjor itu terjual. Itu tergantung dari bahan yang digunakan.
Jika Penjor menggunakan janur, pastinya akan digarap beberapa hari sebelum, Penjor janur itu dijual. Sedangkan, Penjor berbahan lontar, biasanya digarap dua minggu sebelum digarap.
Perbedaan bahan itu, dia mengaku, dikarenakan daya tahan antara dua bahan itu yang memang berbeda. Janur hanya bisa bertahan untuk beberapa hari saja, sedangkan lontar bisa berminggu-minggu.
"Dan untuk yang paling laris memang bervariasi, tergantung para pemesannya. Dan kami melayani dari mengantar hingga pemasangan. Biasanya, jika mengantar dan memasang akan dikenakan tarif lebih, itu pun melihat dari tujuan pengantaran," urainya. (*)