Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tidak Lagi Mengandalkan Sektor Migas, Ribuan Karyawan di Balikpapan Terancam di PHK

Rendy menilai ketidakjelasan situasi itu berdampak pada aktivitas eksplorasi, akibatnya dua perusahaan tersebut terancam angkat kaki dari Kota Minyak.

Editor: Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Usai  tambang batu bara 'terjun payung' dari dominasi pertumbuhan ekonomi di Balikpapan, kini sektor migas pun perlahan melorot.

Padahal Balikpapan tak bisa melepaskan diri dari ketergantungan kedua sektor bisnis tersebut dan  kota ini tak memiliki sumber daya alam signifikan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Balikpapan Rendy S Ismail menuturkan situasi sulit saat ini tengah mengancam sektor migas.

Dua perusahaan migas raksasa yang berbasis di Kota Balikpapan yakni, Chevron Indonesia dan Total E&P Indonesie tengah galau akibat lesunya bisnis minyak dunia dan akan berakhirnya masa kontrak.

"Belum adanya kejelasan pengelolaan blok-blok migas yang ada di Kaltim, terutama Blok Mahakam, ditambah lagi harga minyak dunia yang terus anjlok. Paling tidak satu tahun ke depan kita menghadapi ketidakjelasan Chevron dan Total," ujar Rendy kepada Tribun, Senin (8/2).

Rendy menilai ketidakjelasan situasi itu berdampak pada aktivitas eksplorasi, akibatnya dua perusahaan tersebut terancam angkat kaki dari Kota Minyak.

Keduanya cukup lama menopang perekonomian Balikpapan.

Berita Rekomendasi

Dua perusahaan tersebut memiliki banyak rekanan penunjang, dan kontraktor-kontraktor yang mendukung aktivitas mereka.

Tak dipungkiri situasi sulit itu turut mempengaruhi perekonomian Balikpapan.

Selain itu, juga mempengaruhi rekanan penunjang dan kontraktor lainnya.

Kalau kedua perusahaan tersebut hengkang dari Balikpapan tentunya akan sangat mengganggu stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Balikpapan.

Informasi yang ia terima, saat ini Total Indonesie sudah melakukan restrukturisasi dan efisiensi melalui pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap beberapa perusahaan dan dibarengi beberapa karyawannya.

Bahkan saat ini kondisi serupa mulai mengarah ke Chevron.

Ancaman terbesar adalah PHK bagi karyawan sektor migas dan perusahaan turunannya.

Namun Rendy menilai PHK terhadap karyawan Total dan Chevron mungkin tidak terjadi besar-besaran.

Justru yang paling terancam yaitu perusahaan rekanan penunjang dan kontraktor perusahaan tersebut. (m14)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas