Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lukisannya Mau Disembah, Abah Mul Memilih Membatalkan Bayaran Ratusan Juta

Bagi Ade Mulyana, usia lanjut tidak berarti berhenti berkarya

Editor: Sugiyarto
zoom-in Lukisannya Mau Disembah, Abah Mul Memilih Membatalkan Bayaran Ratusan Juta
TRIBUN JABAR/ Nazmi Abdurrahman
PENGHARGAAN - Ade Mulyana memperlihatkan piagam penghargaan yang diterimanya di belakang lukisan tiga dimensi yang ia buat dari pelepah pisang, Sabtu (13/2/2016). 

Laporan Nazmi Abdurrahman

TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Bagi Ade Mulyana, usia lanjut tidak berarti berhenti berkarya.

Di usianya yang sudah 69 tahun, warga Kota Cimahi ini masih mampu membuat karya yang indah. Bukan karya biasa, tapi dari pelepah pisang.

Tangannya yang keriput pelan-pelan menempelkan potongan pelepah pisang kering yang sudah ia lapisi lem ke papan tripleks berukuran 100 x 50 cm.

Tenaga yang sudah tak seberapa dikerahkan semua. Awalnya, hanya tempelan biasa yang tidak berbentuk. Tapi, tak lama, bentuknya mulai terlihat.

"Ini memang harus sabar, prosesnya tidak instan," kata Ade di kediamannya di Jalan Amir Mahmud, Gg PGRI 1 No 5, RT 06/03, Kelurahan Karang Mekar, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Sabtu (13/2/2016).

Sambil menggeser sedikit posisi duduknya agar bisa mengamati lukisan separuh jadinya dengan lebih jelas, lelaki yang juga akrab disapa Abah Moel ini bercerita bahwa ia sudah melukis menggunakan pelepah pisang sejak tahun 1969.

Berita Rekomendasi

Ketika itu Abah Moel masih kuliah di Akademi Niaga Negeri Bandung. Awalnya, kata Abah Moel, ia sebenarnya hanya ingin membuat karya lukis yang berbeda dari yang biasa dibuat oleh pelukis lain.


PENGHARGAAN - Ade Mulyana memperlihatkan piagam penghargaan yang diterimanya di belakang lukisan tiga dimensi yang ia buat dari pelepah pisang, Sabtu (13/2/2016). --- Nazmi Abdurrahman

"Pertemuannya" dengan pelepah pisang, kisah Abah Moel, terjadi ketika ia berjalan-jalan ke Gunung Burangrang. Ia tak ingat persis waktunya.

"Tapi, saya ingat, pohon pisang yang masih kecil itu tumbuh di antara pohon lainnya. Pohonnya seperti merana."

"Saya kemudian memegangnya dan ketika itulah saya sadari bahwa pohon pisang ini memiliki serat yang bagus," katanya.

Beberapa pelepah pisang yang berwarna cokelat kemudian diambilnya dan dipotong menjadi potongan- potongan kecil.

"Potongan-potongan kecil itu kemudian saya letakkan di tanah, satu demi satu hingga membentuk gambar. Dari situlah saya terinspirasi untuk mengaplikasikannya ke lukisan dengan media tripleks," katanya.

Hingga kemarin, sudah lebih dari 100 lukisan pelepah pisang yang dibuat Abah Moel. Objek lukisannya beragam.

Mulai pemandangan alam, bangunan, profil wajah, hingga lukisan tiga dimensi yang lebih mirip patung. Semuanya dibuat dengan bahan pelepah pisang.

Tiap jenis lukisan memiliki tingkat kesulitan dan waktu yang berbeda. Untuk lukisan biasa seperti pemandangan dan bangunan, Abah Moel bisa menyelesaikannya dalam waktu tiga sampai enam bulan. Namun, lukisan tiga dimensi seperti Naga Emas, kata Abah, ia selesaikan sampai enam tahun.

"Pertama saya buat tahun 1994, tepat anak saya lahir, dan selesai tahun 2000, pas Imlek. Katanya, itu tahun Naga Emas, jadi saya kasih nama Naga Emas," katanya.

Abah Moel mengakui, tak lama setelah selesai, lukisan tiga dimensinya itu ditawar sampai Rp 180 juta.

Sayangnya, ujar Abah Moel, ketika akan dibayar, ia mendapat informasi bahwa hasil karyanya akan disimpan di sebuah tempat peribadatan untuk disembah.

"Akhirnya saya batalkan. Saya tidak mau kalau hasil karya saya disembah. Takut dosa, kecuali hanya untuk hiasan," ujarnya.

Bukan hanya itu, Abah Moel pun akhirnya memotong ekor dan sayap lukisan Naga Emasnya karena dianggap keramat oleh agama tertentu.

"Saya marah waktu itu. Saya potong saja ekor dan sayapnya pakai golok. Lebih baik saya tidak dapat uang," katanya.

Galeri

Berbagai penghargaan sudah diraih Abah Moel berkat karya-karyanya. Mulai penghargaan dari Wali Kota Cimahi sampai dari Gubernur Jawa Barat.

Menurut Abah Moel, kebanyakan pembeli lukusannya adalah warga negara asing. "Mungkin karena orang luar negeri selera seninya tinggi," ucapnya sambil tersenyum.

Untuk satu lukisan biasa, Abah Moel membanderolnya Rp 500 ribu. Tapi, untuk lukisan yang rumit, harganya bisa sampai ratusan juta rupiah.

Meski sudah banyak prestasi yang ia raih, Abah Moel mengaku masih memiliki keinginan yang belum tercapai, yakni memiliki galeri sendiri untuk menyimpan semua karyanya agar tetap bisa dinikmati semua orang.

"Sekarang lukisan saya hanya disimpan di sini (rumah) dengan perawatan seadanya. Jadi, banyak yang rusak kena hujan dan karena kurang perawatan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas