Taruna AAU di Bandung Tewas Ditusuk Orang, Sudah Dua Tahun Pelakunya Belum Jelas
kasus tewasnya anak saya yang kasusnya sudah dua tahun dua bulan tidak ada kejelasan
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Seorang personil Satpom TNI AU Lanud Sulaeman, Peltu Slamet Widodo, mendatangi Markas Polrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (15/2/2016) siang.
Pria yang datang lengkap dengan seragamanya itu bertemu dengan Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Mokhamad Ngajib untuk menanyakan kasus penusukan anaknya.
Informasi yang dihimpun Tribun, Slamet merupakan ayah kandung seorang taruna Akademi Angkatan Udara (AAU), Andik Wahyu Hermawan, yang menjadi korban kejahatan jalanan di Jembatan Layang Pasupati sekitar pukul 03.00, Senin (23/12/2013).
Saat itu Andik hendak mengantarkan kakaknya, Yunita Nurhayati ke sebuah travel yang akan berangkat ke Jakarta. Tiba-tiba ia ditusuk di dada kiri atau tepat di jantung oleh orang tak dikenal.
"Kami tadi menghadap ke kasatreskrim menanyakan proses hukum dan perkembangan kasus tewasnya anak saya yang kasusnya sudah dua tahun dua bulan tidak ada kejelasan," kata Slamet kepada wartawan usai bertemu dengan Kasatreskrim Polrestabes Bandung.
Slamet menyebut, sebetulnya polisi sudah mengantongi seorang terduga pelaku yang melakukan penusukan terhadap anaknya.
Terduga pelaku itu disebut-sebut berinisial A dan sempat ditangkap ketika proses penyidikan sedang berjalan pada 2014.
Namun status pelaku berinisial A itu masih belum jelas dan tak kunjung masuk proses persidangan.
"Sebenarnya A sudah tertangkap tapi menurut keterangan belum bisa diajukan ke kejaksaan, alasannya masih ada kendala. Sedangkan bukti hukumnya sudah cukup untuk menjeratnya," ujar Slamet.
Slamet menyebut ada tiga barang bukti yang bisa menetapkan terduga pelaku sebagai tersangka.
Di antaranya saksi kunci yang menunjukkan A sebagai terduga pelaku, pengakuan A sebagai joki, dan bahan-bahan keterangan yang didapat menggunakan teknologi informasi.
"Sebetulnya A ini pernah ditangkap atas kasus yang berbeda di Cikeruh. Waktu itu anak saya ke sana untuk melihat dan menunjuk jika A merupakan 70 sampai 90 persen sebagai terduga pelaku," ujar Slamet.
Slamet mengatakan, berdasarkan penuturan Kasatreskrim Polrestabes Bandung, kasus anaknya masih belum dapat dilanjutkan.
Satreskrim Polrestabes Bandung belum bisa melangkah lebih jauh mengenai kasus anaknya lantaran masih menghadapi kendala.
"Anak saya merupakan kebanggan keluarga dan bangsa karena pada waktu kejadian itu dia berprestasi di bidang akademis dan sejumlah penghargaan didapatnya."
"Sampai sekarang kasus ini belum disidangkan," ujar Slamet yang berharap kasus tewas anaknya itu bisa segera terungkap. (cis)