Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tukang Pijat Keliling di Blitar Nyabi Edarkan Uang Palsu

Jaringan pengedar uang palsu (upal) di Kota Blitar digulung anggota Reskrim Polres Blitar Kota.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Tukang Pijat Keliling di Blitar Nyabi Edarkan Uang Palsu
Youtube
Uang Palsu 

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Jaringan pengedar uang palsu (upal) di Kota Blitar digulung anggota Reskrim Polres Blitar Kota.

Tiga pelakunya dibekuk di rumah masing-masing, dengan barang bukti (BB) Rp 10,500 juta.

Mereka adalah Yusron (46), tukang pijat keliling asal Perumahan BTN GKR di Kelurahan/Kecamatan Sananwetan, Nur Yadin (49), buruh tani asal Desa Tumpak Oyot, Kecamatan Bakung, dan Edi Santoso (40), sopir truk asal Desa Gondang, Kecamatan Padas, Ngawi.

Dari ketiga pelakunya itu, yang memiliki upal terbanyak adalah Edi, karena diduga sebagai pengedar utamanya. Ia dibekuk di rumahnya, Jumat (19/2/2016) dini hari atau pukul 04.00 WIB.

Saat digeledah di rumahnya, petugas menyita upal 100 lembar, dengan berupa pecahan Rp 100 ribu. Itu ditemukan di lemarinya, yang disimpan di antara tumpukan pakaiannya.

Dari dua tersangka lainnya, masing-masing hanya disita upal dua lembar senilai Rp 400.000. Sedang, satu lembar lagi diamankan dari kantor pos Kota Blitar.

AKBP Yossy Runtukahu, Kapolres Blitar Kota, mengatakan, penangkapan itu berawal dari petugas mendapat laporan dari Kantor Pos Blitar, pada 2 Februari 2016 lalu.

Berita Rekomendasi

Saat itu, ada seorang ibu-ibu, yang diketahui bernama Siti Rahayu, sedang mengirim wesel ke saudaranya.

Namun, saat membayar biaya pengiriman di kantor pos, ia menggunakan uang palsu pecahan 100.000. Akibatnya, ia langsung dibawa ke Polres Blitar Kota.

Hasil pemeriksaannya, Siti mengaku tak tahu apa-apa soal upal yang dipakai membayar di kantor pos itu. Katanya, upal itu diberi suaminya, Yusron. Akhirnya, petugas menangkap Yusron.

"Meski sempat lama diintrogasi, namun akhirnya mengaku kalau ia sengaja mengedarkan palsu. Itu sudah dua bulan lebih atau sudah berhasil mengedarkan senilai 5 juta," papar Yossy.

Dari upal senilai 5 juta itu, menurut Yossy, ia mengaku mendapatkan keuntungan 1,5 juta. Sebab, upal senilai 5 juta itu dibeli dengan uang asli sebesar Rp 3,5 juta. Itu dibeli dari tangan Nur Yadin.

"Untuk mengedarkannya, ia mengaku dengan cara dipakai naik bus, dengan jarak dekat. Ia membayar 100.000, dan dapat kembalian uang asli. Kadang, juga ditukarkan ke kondektur bus karena ia sering mangkal di Terminal Patria, Blitar, untuk memijat" paparnya.

Dua hari kemudian atau pada 4 Februari, petugas menangkap jaringannya, Nur Yadin, di rumahnya.

Di rumah itu, petugas menemukan dua lembar upal. Katanya, uang itu dibeli dari Edi, sopir truk, yang dikenalnya saat mengangkut kayu ke Desa Tumpak Oyot.

Dari perkenalan itu, ia mengaku ditawari bisnis upal. Yakni, caranya, Nur Yadin harus beli upal itu dengan uang asli. Saat itu, ia beli Rp 5 juta dan mendapatkan upal senilai 10 juta.

"Upal itu dikirim ke rumah Nur Yadin, saat Edi mengangkut kayu ke Desa Tumpak Oyot, sekitar dua bulan lalu," paparnya.

Setelah mendapatkan upal 10 juta, Nur Yadin yang hanya sebagai buruh tani itu mencari sasaran.

Salah satunya, dengan cara mangkal di Terminal Patria. Saat mangkal itu, ia bertemu dengan Yusron.

Yusron menawarinya, untuk pijat. Saat dipijat itu, Nur Yadin menawari bisnis upal.

Rupanya, Yusron tertarik dan langsung beli Rp 3,5 juta, kemudian dapat upal 50 lembar pecahan Rp 100 ribu.

"Dari pengakuan Nur Yadin itu, terungkap nama Edi, yang tak lain pelaku utamanya," ungkapnya.

Akhirnya, Edi ditangkap di rumahnya, Jumat (19/2/2016) dini hari. Kepada petugas, Edi mengaku mendapat upal dari orang yang baru dikenalnya saat berada di Stasiun Balapan, Solo. Itu terjadi tiga bulan lalu.

Saat itu, ia sedang jalani-jalan, kemudian bertemu orang dan ajak bisnis tersebut.

Akhirnya, ia beli Rp 8 juta dan mendapatkan upal 200 lembar atau senilai 20 juta. Itu baru diedarkan ke Nur Yadin saja.

"Kami akan tetap mengungkapnya, sampai menemukan siapa pembuatnya. Sebab, hasil cetakannya cukup bagus, bahkan mendekati sempurna, dengan uang asli. Ada pitanya, dan saat diterawang terlihat gambar pahlawannya," ungkapnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas