Jasad Orok di Pantai Penarukan Diduga Milik Wanita Penghibur
Ia menduga, orok itu sengaja digugurkan lalu dibuang oleh ibunya karena kehadirannya tidak dikehendaki.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Jasad orok berjenis kelamin laki-laki berusia sekitar empat bulan ditemukan di pinggir Pantai Penarukan Singaraja, Bali, Selasa (23/2/2016) sekitar pukul 06.00 Wita.
Bayi itu pertama kali ditemukan oleh seorang pemulung bernama Putu Gede Yasa di sela-sela bebatuan pesisir pantai.
Bayi itu diperkirakan dibuang selang beberapa jam setelah dilahirkan.
Sebab kondisi kulit bayi masih merah dan tali pusar beserta ari-arinya masih menempel di tubuhnya.
Penemukan orok di Pantai Penarukan, Singaraja, Bali bukan kali ini saja terjadi.
Dua tahun lalu, tepatnya 17 Oktober 2014, Jro Ketut Parni (65) seorang pedagang di pinggir pantai menemukan orok yang dibuang tidak jauh dari warungnya.
Ia menduga, orok itu sengaja digugurkan lalu dibuang oleh ibunya karena kehadirannya tidak dikehendaki.
Diduga keberadaan orok itu hasil dari hubungan gelap.
Bahkan diduga orok itu berasal dari wanita penghibur yang tinggal di sekitar pantai.
Alasannya karena di sepanjang Jalan Natuna, jalan yang menuju Pantai Penarukan terdapat banyak tempat hiburan malam berupa kafe remang-remang.
Kafe-kafe itu mempekerjakan para wanita penghibur untuk memandu lagu atau menemani pengunjung kafe.
Wanita-wanita yang bekerja di kafe remang-remang juga tinggal secara indekos di sekitar kawasan tersebut.
"Bisa saja karena orang selingkuh terus malu, dibuang dah bayinya. Di sini juga banyak kafe soalnya, cewek-ceweknya juga banyak ngekos di sekitar sini," katanya.