Polisi Simpulkan Ryan Bunuh Diri, Mery: Pakai Logika! Itu Nggak Mungkin
Ia mengatakan, secara logika tidak mungkin ada pelaku bunuh diri yang memotong kedua nadinya lalu memotong-motong lehernya sendiri hingga hampir putus
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM,NUNUKAN - Mery Pamangin hingga kini tak yakin putra sulungnya Ryswanta Rombe Pamangin (24) alias Ryan tewas bunuh diri. Dia yakin, anak pertama dari tiga bersaudara itu meninggal dunia karena dibunuh di mesnya di perusahaan pertambangan emas PT Sago Prima Pratama, Seruyung, Kecamatan Sebuku.
Dia mengatakan, secara logika tidak mungkin ada pelaku bunuh diri yang memotong kedua nadinya lalu memotong-motong lehernya sendiri hingga hampir putus.
“Bisakah nadi lengan kiri dan kanan sudah terpotong lalu dia memotong-motong lehernya bahkan putus? Kenapa saya bilang memotong-motong lehernya? Karena banyak sekali potongan-potongan di lehernya,” ujarnya dari Samarinda, dihubungi melalui telepon selulernya.
Dia mengatakan, leher Ryan hampir 11 jam dioperasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan.
Sebelumnya, polisi memberikan kesimpulan sementara bahwa Ryswanta Rombe Pamangin (24) alias Ryan tewas karena bunuh diri.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Nunukan AKP Suparno mengatakan, kesimpulan itu didasarkan pada hasil sementara dari keterangan saksi-saksi yang melakukan pertolongan pertama terhadap korban maupun data dan fakta yang dikumpulkan dari tempat kejadian perkara di mes karyawan PT Sago Prima Pratama, Seruyung, Kecamatan Sebuku.
“Bahkan kami sudah memeriksa saksi yang pertama kali melihat korban. Termasuk anggota yang melakukan pengamanan sudah kami periksa. Kami belum mendapatkan informasi, belum ditemukan pihak lain yang berperan terkait perlukaan itu,” ujarnya.
Suparno mengatakan, dari pemeriksaan saksi-saksi termasuk yang melakukan tindakan terhadap korban di TKP.
“Arahnya bunuh diri. Waktu ditemukan dia sudah tidak bisa ngomong lagi,” ujarnya.
Dalam kasus itu, sebutnya, Polisi sudah memeriksa 10 orang saksi.
“Utamanya orang -orang yang langsung menyaksikan pada saat dilakukan tindakan pertolongan pertama terhadap korban,” ujarnya.
Ryan ditemukan tergeletak bersimbah darah dengan luka potongan pada kedua pergelangan tangannya dan lehernya pada 17 Januari lalu. Saat itu, kamar tempat ditemukannya Ryan dalam kondisi terbuka.
Michael Fhilips, petugas kebersihan yang sedang menjalankan tugas saat itu melihat banyak darah di sekitar kamar. Diapun tidak berani masuk dan berteriak memanggil orang di sekitarnya.
Beberapa karyawan yang berada di sekitar kamarnya lalu menemukan Ryan dalam posisi tertelungkup.
Saat hendak diberikan pertolongan, diketahui Ryan masih memegang pisau cutter. Diapun meronta saat tubuhnya hendak dibalik.
Ryan diketahui meninggal dunia pada 30 Januari setelah 13 hari menjalani perawatan di rumah sakit. Jenazahnya dimakamkan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada 3 Februari.(*)