Ridwan Kamil Sesalkan Sikap Pemkot Surabaya
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Kota Surabaya.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Surya, Benni Indo
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Kota Surabaya.
Ungkapan itu ditulis di akun Twitter miliknya di @ridwankamil.
Apa pasal Emil kecewa? Ternyata lantaran Wakil Walikota Bandung, Oded Muhammad Danial ditolak oleh Pemkot Surabaya saat akan melakukan studi banding ke Kota Pahlawan.
"Sy menyesalkan, Wakil walikota Bdg ditolak studi banding ol pemko Surabaya.Insya Allah dg visi NKRI kami di Bdg akn terima siapapun ut studi," tulis Ridwan dalam akun Twitternya yang memiliki 1.29 juta pengikut, Rabu (24/2/2016).
Namun Ridwan tidak menjelaskan apa penyebab ditolaknya Oded studi banding di Surabaya.
Seakan menyindir, lelaki yang aktif di sosial media itu melanjutkan menulis status.
Pada tweet keduanya, Ridwan mengungkapkan keterbukaan Pemkot Bandung menerima studi banding Pemkot Surabaya.
"walaupun dibegitukan, kami tetap dgn terbuka menerima tim pemko Surabaya di Des'15 yg studi banding terkait manajemen raskin ke pemkot bdg," lanjut Ridwan.
Ridwan sempat membalas pertanyaan netizen yang ingin tahu ke instansi mana Pemkot Bandung akan studi banding. Dijelaskan oleh Ridwan, Pemkot bandung yang dipimpin oleh wakil walikotanya bertujuan studi banding ke Perpajakan Kota Surabaya.
"What ? study banding ke dinas/instansi apa di pemkot Surabaya kang?," tanya pemilik akun @ferrykoto.
"tim pajak, bersama wakil walikota utk studi banding ekstensifikasi penerimaan pajak," jawab pria asli Bandung itu.
Dikonfirmasi langsung ke Humas Pemkot Surabaya, Fikser, mengungkapkan kalau Pemkot Surabaya tidak menolak. Pihaknya hanya menjalankan prosedur sesuai surat yang dikirim untuk studi banding.
"Tidak pernah menolak, buktinya selama ini kita terima dengan baik. Artinya ketika kirim surat, karena pihak-pihak yang dituju sedang tidak ditempat atau ada agenda lain sehingga belum bisa dilaksanakan. Itu standart," jelasnya.
"Kita sudah bisa sampaikan, bisa tidaknya," kata Fikser yang kemudian beranjak karena mengaku sedang ada panggilan.(*)