Polemik Blok Masela, Masyarakat Maluku Harus Tegur Menteri ESDM
Menteri ESDM semestinya sadar sebagai pembantu presiden, bukan dia yang presiden.
Penulis: Johnson Simanjuntak
Semua Ingin di Darat
Heintje Hitalessy mengatakan, realitas di Maluku menunjukkan mulai dari anak muda sampai ilmuwan dan tokoh masyarakat menghendaki dibangun di darat, tetapi seolah ada kepentingan yang lebih kuat dibanding kepentingan rakyat yang menyebabkan keinginan rakyat itutidak diakomodir.
"Kami hanya mau tanya sebenarnya apa mau ditutupi di Maluku. Apa yang mereka mau, kalau kemauan rakyat sudah tidak didengar? Semua pemimpin dipilih rakyat, tetapi ketika memimpin mereka lupa dengan untuk apa mereka dipilih. Hormati dan hargai keinginan orang Maluku yang ingin lebih baik dengan kekayaan alam yang ada," ujarnya.
Dia mengingatkan, keberadaan Blok Masela bukan hanya untuk Maluku, tetapi untuk semua provinsi di kawasan timur akan memperoleh pengaruh ekonomi.
Untuk itu, Heintje mengajak semua untuk bersolidaritas dalam Blok Masela ini.
Namun, dengan sikap dari seluruh komponen di Maluku, maka tidak ada jalan lain, kecuali membangun kilang di darat.
Elsye Mailoa mengingatkan, agar Maluku belajar dari persoalan Freeport di Papua. Meski kekayaan alam sudah dikeruk abis, tetapi masyarakat Papua tidak memperoleh hak yang semestinya.
Untuk itu, katanya, tidak ada jalan kecuali harus terus menyuarakan agar, keberadaan Blok Masela benar-benar membawa manfaat bagi rakyat di Maluku.
Sementara itu, Servas Pandur melihat ada gejala, dimana semua cadangan gas di kawasan timur mau menggunakan kilang terapung.
Menurutnya, keberadaan sumber gas di laut dalam seolah menjadi pembenar untuk menggunakan kilang terapung.
Padahal, masyarakat sekitar tidak mendapat manfaat dari sistem seperti itu.
Untuk itu, kata Servas, semua kelompok di Indonesia timur harus menyatukan sikap agar semua sumber gas di kawasan timur dikelola dengan membangun kilang di darat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.