Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Todongkan Senjata Api, Perampok Cium Kening Korban Sambil Minta Maaf

Seorang perampok yang menodong senjata api di kepala Kuswinarti (63) berulangkali mencium keningnya sembari memintanya agar tidak berteriak.

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Todongkan Senjata Api, Perampok Cium Kening Korban Sambil Minta Maaf
TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO
Kuswinarti (63) korban perampokan saat menunjukkan bagian belakang rumahnya, Sabtu (27/2/2016 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN  -  Seorang perampok yang menodong senjata api di kepala Kuswinarti (63) berulangkali mencium keningnya sembari memintanya agar tidak berteriak.

"Saat menodongkan senjata api, mereka minta saya diam. Kemudian, perampok itu bilang kalau enggak bicara, saya tidak akan melukai ibu. Saya terpaksa merampok untuk modal usaha, kalau sudah ada uang, saya kembalikan uang ibu. Setelah itu, lebih dari tiga kali kening saya dicium perampok sembari meminta maaf," kata Kuswinarti kepada www.tribun-medan.com di kediamannya Komplek PLN Lorong 12, No 7, Jalan Yos Sudarso Medan, Sabtu (27/2/2016) siang.

Tidak hanya itu, saat kawanan perampok akan keluar rumah dari pintu belakang, seorang perampok yang todongkan senjata api kembali cium keningnya sembari berujar terpaksa merampok.

"Pada saat mau keluar rumah, kepala saya bolak-balik dicium kawanan perampok. Lebih dari tiga kali. Selain itu, seorang perampok yang cium kepala saya juga bilang maafkan saya bu, saya melakukan sangat terpaksa," ujarnya.

Sebelumnya, diketahui, kawanan perampok bersenjata api menyatroni rumah Kuswinarti (63), pedagang nasi, Sabtu (27/2/2016) subuh.

Aksi perampokan tersebut berlangsung sekitar pukul 03.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB. Diduga dua perampok masuk ke rumah Kusniwarti lewat pintu belakang yang berbatasan dengan Sungai Deli.

BERITA TERKAIT

"Sekitar pukul 02.00 WIB saya sudah masak di belakang. Saban hari saya jualan sarapan di pajak (pasar tradisional). Barangkali perampok masuk ke rumah ketika saya sedang Salat Tahajud," katanya.

Dia menambahkan, selepas salat, kembali ke dapur. Kala itu, melihat telapak kaki orang dewasa berada di seputaran dapur rumah. Namun, ia tidak menduga ada kawasan perampok masuk ke rumah.

"Saya tidak menduga bahwa telapak itu adalah maling. Apalagi, saya tidak ada perasaan apapun. Setelah itu, saya kembali ke dalam rumah untuk ambil keperluan memasak. Tapi, saya lihat kain penutup kamar sudah terbuka," ujarnya.(*) 

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas