Arif Hibahkan Dua Awetan Cenderawasih ke Taman Rimba
Arif mengatakan itu termasuk barang mahal, itu pun hadiah dari salah satu teman dekat dari kakak Arif.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Jambi, Jaka Hendra Baitri
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Arif, warga Jambi Timur, Kota Jambi menghibahkan awetan burung cendrawasihnya ke Taman Rimba Jambi. Menurutnya dari sisi agama itu tidak baik dan dari sisi hukum juga merugikan.
Dua buah awetan burung cendrawasih itu masih berpostur lengkap. Bulu-bulunya yang berwarna coklat muda masih halus dan bersih. Arif sendiri punya dua yang akan diberikan pada Taman Rimba, jantan dan betina.
Dua awetan berukuran kecil itu sementara dititipkan di Taman Rimba. Arif mengatakan itu termasuk barang mahal, itu pun hadiah dari salah satu teman dekat dari kakak Arif.
Awetan cenderawasih itu diperolehnya kisaran tahun 1996 hingga 1998 dari seorang teman dekat dari kakaknya. Ia mengirimkan oleh-oleh dari Papua, (saat itu namanya masih Irian Jaya) lantas awetan itu ditaruh di rumahnya.
"Awalnya cuma di kardus. Tapi setelah beberapa tahun baru ditaruh di ruang tamu rumah saya yang tidak seberapa," katanya.
Waktu itu Arif masih tingkat sekolah dasar. Dia ingat awetan itu diletakkan dan diberaihka sesekali. "Kadang dikasih butiran yang biasa ada di kotak sepatu baru itu, lalu dibersihkandari debu gitu aja. Kadang sekali setahun atau dua kali setahun," katanya.
Dirinya sempat berkeinginan menjual awetan tersebut dulu. Tapi dia lupa, mengapa hal itu tidak terjadi. Lalu dia juga mempublikasikan jualan ini di dunia maya.
"Banyak yang menawar. Paling tinggi delapan sampai sepuluh juta," katanya.
Dia masih belum mengambil keputusan. Sampai suatu peristiwa membuat pikirannya terbuka.
Waktu itu dia memelihara ikan mas koki di akuarium. Ikan itu menurutnya sangat cantik, dirawat betul alias diberi makan terus dan airnya selalu dibersihkan. Namun, tanpa sebab ikannya mati.
"Dari situ saya pikir ikan segitu aja mati apalagi dengan hewan-hewan langka yang ada. Ya lebih habis," katanya.
Karena itu dia pikir lebih baik menyerahkan awetan tersebut ke Taman Rimba. Itu akan lebih bermanfaat karena bisa untuk pengetahuan anak-anak.
Dia juga berharap untuk yang punya kasus serupa dengannya, pemilik offset bisa mengikuti langkahnya. Karena hidup di dunia menurutnya perlu ekosistem yang seimbang.
"Manusia jangan hidup dengan egonya saja," katanya.
Barang apapun yang punya nilai manfaat dan terlebih ilegal lebih baik diserahkan ke pemerintah agar lebih baik.
"Binatang itu langka. Dilestarikan bukan ditembak dijerat atau dikoleksi dI rumah," katanya. Keindahan alam berkurang ," kayanya.(*)