Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Robiatul Dikeroyok 7 Temannya Gara-gara Tak Mau Masuk Geng

Robiatul Adawiyah (15), warga Jalan Wonoayu RT 2 RW 3, Kecamatan Rungkut, Surabaya, dianiaya tujuh teman sekolahnya.

Editor: Sanusi
zoom-in Robiatul Dikeroyok 7 Temannya Gara-gara Tak Mau Masuk Geng
IST

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Robiatul Adawiyah (15), warga Jalan Wonoayu RT 2 RW 3, Kecamatan Rungkut, Surabaya, dianiaya tujuh teman sekolahnya.

Penganiayaan ini dipicu lantaran korban enggan bergabung dalam geng sekolah di MTs Negeri Rungkut, Surabaya.

Penganiayaan ini terjadi pada Jumat (4/4/2016) sekitar pukul 12.00.

Saat itu, korban yang sedang menikmati jajan di kelas IX-C tiba-tiba dipanggil MP (14) temannya, untuk bergabung dengan teman lainnya di kelas IX-F. Namun, korban menolak permintaan MP.

Tersinggung permintaanya ditolak sama korban, MP kemudian meninggalkan korban dan bergegas bergabung bersama teman perempuan lainnya.

Tidak berhenti sampai di situ, ternyata MP (IX-C) memanggil enam teman lainnya yakni K (IX-E), PPA (IX-C) ADA (IX-D), LDK (IX-B), T (IX-E), dan I (IX-E), untuk mendatangi korban yang sedang makan.

Tanpa basa basi, korban kemudian dikeroyok tujuh teman-temannya tanpa boleh meminta penjelasan. Pukulan demi pukulan mengenai wajah korban. Penganiayaan baru berhenti ketika melihat korban mulai lemas dan akan pingsan.

BERITA TERKAIT

Tidak terima dengan perlakuan teman-teman sekolah, Asmaul Husna ibu korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Rungkut.

"Sebelum saya lapor, anak saya ajak periksa ke rumah sakit, buat visum," katanya kepada SURYA.co.id, Sabtu (5/3/2016).

Perempuan 35 tahun ini menyayangkan sikap teman-teman anak korban yang main hakim sendiri. Seharusnya, anak-anak yang sudah duduk di bangku sekolah akhir ini bisa membicarakannya tanpa harus bermain tangan.

Asmaul Husna menilai, penganiayaan yang diperbuat tujuh teman itu diduga karena korban tidak diperbolehkan bergaul dengan mereka.

"Saya memang melarang Robiatul supaya menjauh dari mereka karena pergaulan mereka ini kurang bagus, salah satunya sering ngajarin pacaran," jelasnya.

Masih kata perempuan berhijab ini, dia tidak menampik bila di lingkungan sekolah terdapat kelompok-kelompok alias geng.

Geng yang terkenal hingga di kalangan wali murid adalah geng "Soro Demi Konco".

"Itu geng khusus anak laki-laki, kalau perempuan banyak tapi saya kurang tahu," terang Asmaul.

Meski peristiwa penganiayaan terjadi pada hari Jumat (4/3), pihak sekolah baru akan mempertemukan kedua belah pihak pada Selasa (8/3/2016).

"Tadi saya ke sekolah, dan langsung ditemui sama kepala sekolah. Katanya kami dipertemukan Selasa (8/3) depan," kata ibu dua anak ini.

Sementara, korban mengaku dia tidak pernah merasa tergabung dalam geng di sekolah. Hanya, dia selalu baik kepada seluruh teman. "Saya tidak pernah ikut, cuma tahu saja di sekolah ada geng-geng," kata Robiatul.

Masih dari keterangan korban, dua dari tujuh teman yang memukulnya merupakan ketua geng di sekolah.

Keduanya adalah MP dan K. "Ada yang bilang, saya mendekati mereka supaya famous (terkenal), padahal saya biasa saja," ujarnya.

Saat pemukulan berlangsung, Robiatul ingat jelas bahwa ada yang merekam dengan menggunakan handphone.

Selain direkam, pemukulan itu juga menjadi tontonan seluruh siswi lainnya. "Bagusnya itu, teman-teman dilarang menyoraki, mereka disuruh diam kalau mau lihat. Dan yang merekam itu si MP," ceritanya.

Kanit Reskrim Polsek Rungkut AKP Suhartono mengatakan, kejadian penganiayaan itu telah dimediasi bersama Bimas melalui sekolah. "Kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan," katanya.

Sementara itu, saat SURYA.co.id berkunjung ke sekolah MTs Negeri Rungkut Surabaya, untuk meminta penjelasan terakait penganiayaan, kepala sekolah masih sulit ditemui. Selain itu, guru-guru pun enggan berkomentar. (Rorry Nurwawati)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas