Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keberangkatan Rudi di Bulan yang Sama dengan Boarding Pasnya ke Turki

Pejuang Kurdi mempublikasikan ijasah maupun dokumen atas nama Rudi Jaelani melalui akun twitter @DrPartizan.

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
zoom-in Keberangkatan Rudi di Bulan yang Sama dengan Boarding Pasnya ke Turki
Twitter

Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pejuang Kurdi mempublikasikan ijasah maupun dokumen atas nama Rudi Jaelani melalui akun twitter @DrPartizan.

Akun twitter itu memperlihatkan selembar ijasah dan transkrip dari Universitas Islam Bandung (Unisba).

Selain itu juga terdapat 12 dokumen yang diposting berupa boarding pass maskapai pesawat dari Jakarta menuju Istambul.

Satu di antaranya pun atas nama Rudi Jaelani. Dalam cuitan akun twitter tersebut tertulis kalau dokumen itu berasal dari milisi ISIS yang datang lewat Turki.

Pantauan Tribun, meski tak ada tahunnya, boarding pas tersebut terdapat tanggal keberangkatan, yakni pada 9 November.

Tapi diduga kuat boarding pas itu untuk keberangkatan pada 2014.

Berita Rekomendasi

Sebab seorang pemilik boarding pas lainnya, memiliki dokumen keberangkatan dari salah satu perusahaan travel di Kota Bandung. Surat keberangkatan itu tertulis 6 November 2014.

Kakak Rudi, Leni Sri Mulyani (30), mengatakan, adiknya memang berangkat ke Singapura pada awal November 2014.

Adiknya memang sempat pamit kepadanya akan berangkat ke Singapura pada akhir Oktober 2014.

Namun ia tidak menceritakan secara detail pekerjaan yang akan dijalani di Singapura tersebut.

"Kami tidak tahu dia diajak siapa ke Singapura dan kerjanya apa di sana. Cuma dia bilang kalau sudah dapat kerja di Singapura," ujar Leni kepada wartawan di kediamannya di RT 11/6 Jalan Cibuntu Tengah, Kecamatan Warungmuncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (7/3/2016).

Leni pun mengaku baru mengetahui jika seorang pria yang diduga adiknya menjadi pejuang ISIS setelah identitasnya dipublikasikan melalui media sosial.

Sebagai kakaknya, ia mengetahui persis jika adiknya tak mungkin bergabung dengan organisisi terlarang di Indonesia tersebut.

"Memang orangnya tertutup, tapi dia jarang bergaul. Jarang bawa temen juga ke rumah dan lebih sering di rumah mengasuh anak saya kalau liburan atau di rumah," ujar Leni.

Leni hanya berharap, kabar tersebut hanya isu belaka meski sampai saat ini adiknya tak lagi berkomunikasi dengannya.

Ia pun meyakini surat-surat yang dipublikasikan tentara Kurdi itu merupakan hasil curian.

"Terakhir kontak itu hanya via Whatsup saja. Itu pun hanya check list. Kalau telpon belum pernah."

"Saya pernah nelpon via Whatsup, nyambung tapi tidak pernah diangkat. Makanya tidak dihubungi lagi, biar adik saya yang mengontak balik," ujar Leni. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas