Kepala LAPAN Watukosek:Kacamata Hitam Polarized Bukan untuk Lihat Gerhana
Fenomena langka Gerhana Matahari Sebagian, Rabu (9/3/2016), jangan sampai terlewatkan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Fenomena langka Gerhana Matahari Sebagian, Rabu (9/3/2016), jangan sampai terlewatkan.
Kendati demikian, ada hal-hal yang wajib diperhatikan untuk menyaksikan fenomena ini agar aman.
Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Watukosek, Kabupaten Pasuruan, Dian Yudha Risdianto, mengatakan, menyaksikan gerhana matahari sebagian tidak boleh dengan mata telanjang.
Pancaran sinar matahari langsung bisa mengakibatkan kerusakan retina. Bahkan untuk kasus tertentu, bisa mengalami kebutaan.
"Karena untuk wilayah Jatim ini gerhananya hanya 83,08 persen, maka wajib menggunakan kacamata khusus gerhana atau peralatan proyeksi. Ini diperlukan agar bisa menyaksikan fenomena ini dengan aman," kata Yudha kepada SURYA.co.id, Senin (7/3/2016).
Yudha menuturkan kacamata khusus gerhana berbeda dengan kacamata hitam polarized.
Kacamata polarized tidak bisa digunakan untuk melihat gerhana karena spesifikasinya bukan untuk itu.
"Untuk kasus gerhana matahari, kacamata hitam biasa dikategorikan sebagai kacamata 3D. Jadi tak bisa dipakai untuk mengamati gerhana," sambungnya.
Kendati demikian, bukan berarti warga tak bisa menikmati fenomena ini. Yudha mengungkapkan masyarakat bisa melihat Gerhana Matahari melalui layar LCD pada kamera, baik kamera video, DSLR, maupun kamera handphone.
Hanya saja, saat mengarahkan lensa ke matahari jangan sampai menatap langsung ke langit melainkan melihat dari layar LCD.
"Melihat dari view finder kamera pun itu sama artinya dengan menatap langsung. Hindari penggunaannya dengan metode itu dan pakai mode LCD," jelasnya.
Jika ingin merekam adegan proses pembentukan cincin gerhana, sangat disarankan untuk tidak berlama-lama.
Pancaran sinar matahari kemungkinan bisa merusak kamera karena kepanasan.
"Akan lebih baik jika lensa kamera dilapisi film kacamata gerhana," ujarnya.
Cara yang lebih murah adalah dengan menggunakan pantulan air. Cukup sediakan bak yang diisi air hingga penuh dan ditaruh di tempat terbuka.
Untuk melihat gerhananya, masyarakat melihat dari pantulan yang ada di air tersebut.
"Tapi tidak bolah secara vertikal sudut (antara orang, media bak air, dan matahari, sejajar lurus), melainkan posisi orangnya ada di pinggir bak berisi air tadi," ucapnya.
Selain LAPAN Watukosek, setidaknya ada 13 tempat lagi yang mengadakan nobar gerhana. Tempat-tempat itu adalah:
1 Anjungan Kenpark Pantai Kenjeran Surabaya
2 RTH Hutan Kota Sidorejo, Pakal, Surabaya
3 Sidoarjo Kota
4 Mojo Astro Alun-Alun Mojokerto
5 Candi Brahu, Trowulan, Mojokerto
6 Puncu, Pare, Kediri
7 Kabupaten Trenggalek
8 Grati, Kabupaten Pasuruan
9 Jastro Alun-Alun Universitas Negeri Jember (Unej)
10 BAC Labeng, Bangkalan
11 Ponpes Darussalam Sampang
12 Sumenep
13 Masjid Al Akbar Surabaya