Basarnas Kantor SAR Semarang Tangani 28 Kasus Kecelakaan Air
Laka air yang meliputi kejadian hanyut di sungai, tenggelam di laut dan embung tersebut telah memakan korban hingga mencapai 33 jiwa.
Penulis: Muh Radlis
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Belum genap triwulan pertama di awal tahun 2016 yakni bulan Januari hingga Maret, Basarnas Kantor SAR Semarang telah menangani kecelakaan (laka) air sebanyak 28 kali kejadian.
Laka air yang meliputi kejadian hanyut di sungai, tenggelam di laut dan embung tersebut telah memakan korban hingga mencapai 33 jiwa.
Dengan perincian laka sungai dengan 16 kejadian, kemudian laka laut sebanyak 8 kejadian dan laka tenggelam di embung sebanyak 5 kejadian, menjadikaan kecelakaan di sungai adalah yang tertinggi yang terjadi di Jawa Tengah yang menjadi wilayah kerja Basarnas Kantor SAR Semarang.
Menurut Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, selama bulan Januari hingga awal Maret instansinya telah melakukan operasi SAR sebanyak 47 kejadian.
"Penanganan meliputi kecelakaan air, bencana tanah longsor, kebakaran, maupun yang lainnya dan dari 47 kejadian tersebut, 28 nya adalah kecelakaan air. Jadi 60 persen musibah yang kami tangani adalah kecelakaan di air," kata Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jateng, Selasa (8/3/2016).
Masih menurut cerita Agus, tingginya kecelakaan di sungai tak lepas dari musim penghujan yang turun di awal tahun ini.
Curah hujan yang tinggi membuat debit air di banyak sungai di Jawa Tengah mengalami peningkatan.
Terkadang sungai yang biasanya ketinggian airnya hanya 10-20 cm, bisa mencapai 1 meter lebih bila hujan turun dengan derasnya.
Agus mengungkapkan lagi, dalam beberapa kejadian hal yang tidak terdugapun bisa terjadi.
Seperti kejadian dimana seorang bocah bernama Danang umur 7 tahun di Jebres Solo terpeleset dan hanyut saat bermain di selokan.
Selokan yang awalnya hanya berkedalaman tak sampai 50 cm tersebut tiba-tiba saja menjadi tinggi debit airnya setelah hujan lebat mengguyur, sehingga mengakibatkan ia hanyut dan baru bisa ditemukan beberapa hari kemudian di Tuban, Jawa Timur.
Hal yang sama juga menimpa Walimah, seorang nenek berusia 60 tahun.
Ia hanyut saat menyeberangi anakan sungai Beringin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.