PCNU Sumenep Minta Komjen Buwas Buktikan Santri Konsumsi Narkoba Agar Kuat Berzikir
PCNU Sumenep menuntut Kepala BNN Komjen Budi Waseso menunjukkan santri di Jawa Timur yang mengonsumsi narkoba agar kuat berzikir.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Moh Rivai
TRIBUNNEWS.COM, MADURA – Pernyataan Kepala BNN Komjen Budi Waseso yang menuding ada santri dan kiai di Jawa Timur mengonsumsi narkoba agar kuat berzikir mengundang reaksi.
Sejumlah ulama terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama di Kabupaten Sumenep meminta Buwasi menunjukkan santri dan kiai sebagaimana yang ia katakan di kantornya, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/3/2016).
Mereka menilai pernyataan Buwas tidak berdasar karena hingga saat ini tidak ada satu pun pesantren di Sumenep menggunakan narkoba, apalagi untuk kebutuhan zikir.
‘’Kalau menyebut ada salah satu santri yang tertangkap dalam penyalahgunaan narkoba itu siapa? Di mana dan pesantren apa?’’ ujar Sekretaris PCNU Sumenep, A Warits, Sabtu (12/3/2016).
Sejak pernyataan Buwas menggelinding di media massa, PCNU Sumenep melakukan penelusuran ke seluruh pesantren di sana untuk mengonfirmasi informasi adanya narkoba jadi vitamin santri dan kiai untuk kuat berzikir. Hasilnya tidak ditemukan dan tak pernah ada santri yang berbuat demikian.
‘’Pesantren sebagai lembaga pencetak anak bangsa yang berakhlakul karimah. Makanya tidak mungkin para santri sampai menggunakan narkoba untuk berzikir. PCNU berkometmen memerangi penyebaran narkoba,’’ tegas dia.
PCNU Sumenep akan berkoordinasi dengan PBNU agar menegur atau meminta penjelasan kepada mantan Kepala Bareskrim Polri tersebut terkait ucapannya.
"Surat pernyataan sikap dan bantahan akan kami sampaikan ke pengurus wilayah NU Jatim dan PBNU di Jakarta. Termasuk surat akan disampaikan ke Kepala BBN,’’ sambung Warits.
Ketua PWNU Jatim, KH Hasan Mutawakkil Alallah, kaget atas pernyataan Kepala BNN, bahwa di Jawa Timur dan di Sumenep ada santri mengonsumsi narkotika agar kuat berzikir.
Pihaknya mengaku belum menemukan atau mendapat laporan sejumlah pesantren di Jawa Timur dan dari Sumenep mengenai tuduhan tersebut.
Tempo hari, Buwas berucap saat ini ada pemahaman keliru soal narkoba, seperti adanya santri yang menganggap narkoba sebagai vitamin yang dapat bikin kuat berzikir.
"Menurut yang dia terima itu vitamin. Dia tidak tahu kalau itu narkotika. Pemahaman yang salah, dia pikir itu vitamin dopping. Kalau kita biarkan bahaya," ujar Buwas saat itu.
Menanggapi kekeriuan tersebut, belum lama ini Buwas mengumpulkan para ulama dan pengurus pesantren se-Indonesia untuk menyosialisasikan pencegahan narkoba.
"Sekarang kekuatan pertahanan jiwa atau keimaman seseorang ada di lembaga agama. Kalau pesantren saja jebol, apalagi dong yang dididik secara kuat jebol," beber mantan Kapolda Gorontalo itu.