Sebelum Meninggal, 10 Orang Kesurupan Sebut Nama Seseorang Diduga terkait Ilmu Hitam
Hampir semuanya terlebih dahulu kesurupan, dan menyebut nama seorang warga setempat, yang kemudian dikaitkan dugaan praktik ilmu hitam
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB - Warga Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kaltim resah atas kematian misterius 10 penduduknya.
Sebelum meninggal, hampir semuanya terlebih dahulu kesurupan, dan menyebut nama seorang warga setempat, yang kemudian dikaitkan dugaan praktik ilmu hitam.
Kematian menimpa bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua.
Sepuluh warga meninggal didata sejak 7 Desember 2015 hingga 17 Maret 2016. Kasus ini sedang diselidiki kepolisian.
Kepala Kampung Merancang Ulu Andi Marpai mengatakan, para korban sebelumnya sempat diperiksa dokter yang bertugas di kampung.
"Hasil diagnosa dokter, ada yang sakit jantung, sakit lambung, sakit perut, sakit kepala dan lain-lain," kata Andi Marpai kepada Tribun Kaltim (Tribunnews.com Network), Minggu (20/3/2016).
Keresahan warga bahkan sudah didengar Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo. Agus mengaku mendapat laporan tersebut dari kepala kampung.
Saya sudah mendapat laporan itu, tapi kejadian (dugaan praktik ilmu hitam) seperti ini susah dibuktikan, apakah disebabkan faktor medis atau non-medis," kata Agus.
Agus mengatakan, dia akan berkoordinasi dengan Bupati Berau sebelum mengambil tindakan.
"Yang jelas dalam waktu dekat kami akan kirim tim dokter ke sana (Merancang Ulu) untuk menyelidiki apa penyebabnya. Tapi ini agak sulit, karena semua (korban) sudah meninggal. Tapi yang jelas kita akan kirim tim medis ke sana," ujar Agus.
Masyarakat Kampung Merancang Ulu memang heboh. Tersiar kabar, sebelum meninggal, para korban menyebut beberapa nama yang dituding sebagai pelaku yang mempraktikkan ilmu hitam.
Warga bahkan mengancam akan bertindak anarkis terhadap warga yang dituding sebagai pelaku. Mereka akan menghakimi sendiri warganya jika pemerintah dan kepolisian tidak mengambil tindakan.
Menanggapi hal itu, Agus Tantomo berpesan masyarakat agar tidak terprovokasi. Tidak mudah percaya begitu saja, terlebih lagi tidak ada satu pun warga yang memiliki bukti.
"Jangan berbuat anarkis, apalagi tidak ada bukti. Jangan sampai sudah menghakimi orang ternyata di kemudian hari tidak terbukti," kata Agus.