Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puluhan Ayam di Mojokerto Mati Secara Misterius

Merebaknya kasus flu burung di beberapa daerah di Jawa Timur, membuat Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Mojokerto was-was.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Puluhan Ayam di Mojokerto Mati Secara Misterius
istimewa
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Merebaknya kasus flu burung di beberapa daerah di Jawa Timur, membuat Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Mojokerto was-was.

Mereka pun melakukan sidak dan pemeriksaan di sentra peternakan ayam potong, Selasa (22/3/2016).

Sidak dan pemeriksaan ayam difokuskan di Kecamatan Kemlagi, tepatnya di peternakan ayam milik Subagio (64) di Dusun Semampir Lor Desa Mojokumpul.

Petugas dari Disnak Kabupaten Mojokerto mengambil sampel ayam di peternakan itu. Memakai alat rapid test, lendir dari ayam diuji. Selain itu, petugas juga mengecek warna kulit ayam itu.

Dari sidak dan pemeriksaan kondisi ayam potongnya yang jumlahnya 20 ribu ekor itu, Subagio mengakui ada sekitar 10-25 ekor ayam yang mati per hari.

Dia belum tahu mengapa ada ayam yang mati, namun kemungkinan perubahan cuaca selama beberapa hari ini.

"Kalau kematian dalam jumlah besar memang tak ada, karena antisipasi penyakit sudah kami lakukan. Antisipasi itu seperti pemberian vitamin dan penyemprotan kandang," katanya kepada wartawan, Selasa.

BERITA TERKAIT

Sedangkan dari Disnak, Kasi Pencegahan Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit Disnak Kabupaten Mojokerto Tutik Suryaningdyah menjelaskan, hasil pemeriksaan dan uji sampel ayam menunjukkan hasil negatif.

Disnak tak menemukan ayam yang terinfeksi virus flu burung. "Kalau ada yang mati, biasanya kondisi cuaca sangat memengaruhi," ujarnya.

Namun terlepas dari hasil negatif itu, dia meminta kewaspadaan penyebaran virus H5N1 itu. Penyebaran itu bisa dideteksi dengan mengamati kondisi ayam yang mati.

"Flu burung bisa ditandai perubahan kulit ayam berwarna kebiruan. Lalu yang mencolok pada jengger, yang seharusnya berwarna merah berubah menjadi kebiruan," katanya.

Kalau tanda itu muncul, dia meminta agar peternak segera melaporkan ke petugas penyuluh lapangan yang ada di setiap kecamatan.

Dengan begitu, penyebaran virus H5N1 bisa diantisipasi sejak dini agar tak menular ke manusia.

"Setiap peternak diimbau agar menerapkan bio security, atau membatasi akses keluar masuk manusia ke dalam peternakan," pungkasnya

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas