Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Penjual Pisang Goreng Dapat Predikat Cum Laude untuk S2 IPB

Berkat jualan pisang goreng, perabotan, Susi Sianturi mampu menyelesaikan sarjananya di IPB. Sembilan tahun kemudian ia lulus cum laude SD di IPB.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Kisah Penjual Pisang Goreng Dapat Predikat Cum Laude untuk S2 IPB
Tribun Bogor/Damanhuri
Susi Sianturi berhasil menyelesaikan S2 IPB dan meraih predikat cum laude, berfoto bersama orangtuanya, Rabu (23/3/2016). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, DRAMAGA - Haru sekaligus bangga dirasakan Susi Sianturi ketika pembawa acara menyebut namanya saat upacara wisuda mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Susi berhasil menamatkan studi masternya di IPB dan menggondolnya dengan predikat cum laude. Ia resmi menyandang Magister Sains (Msi) di nama belakangnya.

Asal tahu saja, perjalanan dan perjuangan panjang harus dilalui Susi untuk memperoleh semua itu.

"Saat S1 saya kuliah di IPB juga, mengambil jurusan peternakan. Terus saya nyambung S2 lagi di IPB," kata Susi kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (23/3/2016).

Sembilan tahun lalu, Susi mengambil sarjana harus dengan perjuangan. Di sela waktunya untuk kuliah, ia berjualan pisang goreng, karena orangtuanya di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Tiap bulan ia hanya dapat kiriman Rp 300 ribu.

Setiap Subuh selama semester satu dan dua, Susi berjualan pisang goreng di lingkungan asrama putri. Hasilnya lumayan, Rp 30 ribu ia dapat per hari.

Berita Rekomendasi

Uang itu ia gunakan untuk biaya sehari-hari dan membeli perlengkapan kuliah. Masuk semester tiga, ia menjalani usaha kecil-kecilan bersama rekannya. Setiap Minggu, ia berjualan perabotan yang diperlukan mahasiswa.

"Jadi tiap Minggu saya dan teman saya berjualan sambil buka stan. Hasilnya lumayan juga," terang dia.

Masuk semester empat, Susi kembali mencari tambahan uang dan bekerja sebagai guru les siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Penghasilannya lebih besar ketimbang berjualan, yakni sekitar Rp 900 ribu per bulan.

Susi kemudian mengajar matematika untuk siswa sekolah menengah pertama dan semua pelajaran siswa sekolah dasar.

Saat duduk di semester enam akhir, ia mencoba mendapatkan beasiswa. "Beasiswanya untuk mahasiswa tidak mampu. Tapi itu saya dapat pas akhir kuliah sampai saya lulus," kenang Susi.

Akhirnya Susi berhasil mendapatkan gelar Sarjana Peternakan dengan nilai IPK 3,32.

Setelah lulus, dia bekerja di sebuah perusahaan peternakan besar sebagai marketing obat ternak. Bekerja selama tiga tahun, Susi lalu memutuskan berhenti dan mengambil gelar S2.

Ibu dua anak itu berhasil mendapatkan beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Biaya kuliah S2 untuk Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan sepenuhnya beasiswa.

"Saya ingin S2 karena saya bertekad menjadi dosen. Karena beasiswa ini juga program untuk pradosen," sambung yang meraih IPK 3,91 untuk gelar masternya.

Ia masih menunggu hasil kerja payahnya, yakni pengumuman penempatan mengajar. "Saya ingin menjadi pegawai negeri sipil seperti apa yang diinginkan orangtua," kata Susi tak muluk.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas