Warung Mak Awang Ambruk Diterjang Banjir Cileuncang
Padahal, biasanya setiap hari Minggu dagangan Mak Awang laku keras karena banyak warga yang jalan-jalan dan lari pagi di setiap hari libur tersebut.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Deddi Rustandi
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Mak Awang (55) tak bisa lagi menjual gorengan hari Minggu ini (27/3/2016).
Padahal biasanya setiap hari Minggu dagangan Mak Awang laku keras karena banyak warga yang jalan-jalan dan lari pagi di setiap hari libur tersebut.
Biasanya warung Mak Awang yang ada di pinggir jalan Sumedang-Rancakalong, Kampung Kertasari, Desa Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara dihampiri warga setelah lari pagi untuk beli gorengan.
Namun kini, Mak Awang tak bisa jualan karena warungnya ambruk diterjang banjir Cileuncang.
"Warungnya ambruk diterjang cai leuncang. Warung itu menggantung di bibir tebing setinggi lima meter dan tembok penahannya ambrol," kata Uci Sanusi (75) yang sedang gotong royong mengangkat material warung, Minggu (27/3/2016).
Di lokasi itu bukan hanya ada warung milik Mak Awang, tapi juga ada warung yang jualan bubur ayam, bakso dan warung beras.
"Ada empat warung yang disewakan dan satu lagi warung beras milik Pak Empud yang juga pemilik warung," katanya.
Warung-warung itu roboh setelah tebing penahannya ambrol diterjang banjir Cileuncang yang datang dari pemukiman meluber ke jalan karena tak ada drainase.
"Air masuk ke jalan dari pemukiman karena tak ada drainase di pinggir kiri kanan jalan," katanya.
Air menggenangi depan warung yang menggantung di tebing. Tembok penahan tebing tak kuat menerima rembesan air dan akhirnya ambrol, lalu bangunan warung juga ikut roboh karena tak ada lagi penahan.
"Kejadiannya Sabtu malam (26/3) ketika hujan besar. Saat itu (untungnya) warung ditutup karena sudah terlihat retakan tanah di dekat tembok penahan," katanya.
Bangunan warung itu juga menghancurkan dapur milik Empud yang ada dibawahnya. (std)