Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Begini Cara Karutan Klas IA Makassar Cegah Tahanan Memberontak

Kepala Rutan Kelas IA Makassar, Surianto, tak ingin kerusuhan dan kebakaran yang melanda Lapas Bengkulu terhadi di rutan yang ia pimpin.

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
zoom-in Begini Cara Karutan Klas IA Makassar Cegah Tahanan Memberontak
tribun timur/muhammad abdiwan
Petugas rumah tahanan (rutan) melakukan tes HIV-AIDS usai peringatan Hari AIDS di Rutan Kelas 1 jalan Sultan Alauddin Makassar, Senin (1/12). Hasil pemeriksaan menunjukkan semua petugas bebas HIV-AIDS. tribun timur/muhammad abdiwan 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kebakaran yang melanda Lapas Bengkulu hingga menewaskan lima orang tahanan ditanggapi Kepala Rutan Kelas IA Makassar, Surianto.

Surianto mengatakan, kebakaran yang diduga berawal dari keributan yang dilakukan para tahanan seharusnya tidak terjadi jika saja petugas tanggap melihat situasi.

"Kejadian di sana tidak mungkin langsung terjadi begitu saja, pasti ada tanda sebelumnya. Nah sebelumnya sudah ada riak-riak teriakan dari tahanan, harusnya semua perugas sudah waspada," ungkap Surianto, Minggu (27/3/2016).

Tak mau kejadian sama menimpa Rutan Kelas IA Makassar, Surianto mengaku memiliki cara sendiri yaitu meningkatkan kekompakan antara sipir dan para penghuni rutan.

"Pertama kami lakukan adalah meningkatkan kekompakan antara para penghuni rutan dan para petugas. Terpenting menghargai para napi sebagai manusia, karena jika tidak itu berbahaya," beber dia.

Salah satu hal yang sering dilakukan petugas untuk menjaga kekompakan dengan para napi adalah menggelar ibadah salat berjamaah dan pengajian.

Berita Rekomendasi

"Kami juga sering melakukan kegiatan dialog, olahraga, diskusi, dan juga berkomunikasi terus menerus dengan pihak keluarga para tahanan," ungkap Surianto.

Kegiatan ini, menurut Surianto, dapat menangkal segala kemungkinan terburuk yang bisa muncul akibat para tahanan yang jumlahnya ribuan menjadi depresi, hingga akhirnya melawan.

Tak hanya itu, Surianto dan anggotanya mengaku selalu waspada dan teliti terhadap hal kecil yang berpotensi menjadi pemicu hal-hal yang tak diinginkan terjadi di rutan.

"Kita lakukan pengetatan dengan pemeriksaan barang dan badan. Lalu semua anggota juga diminta mengumpulkan informasi sekecil apapun, misalnya ada baju, koran atau kertas yang dikumpulkan, itu sdah perlu diwaspadai karena bisa saja menjadi pemicu kebakaran," jelas dia.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas