Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini yang Dititipkan Istri Terduga Teroris yang Tewas di Tangan Densus di Kantor PP Muhammadiyah

Suratmi mengadukan meninggalnya sang suami Siyono yang meninggal karena kelelahan dan lemas akibat melawan dan berkelahi dengan anggota Densus 88

Penulis: Khaerur Reza
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ini yang Dititipkan Istri Terduga Teroris yang Tewas di Tangan Densus di Kantor PP Muhammadiyah
Tribun Jogja/ Khaerur Reza
Suratmi, istri Siyono yang meninggal di tangan Densus 88 saat berada di kantor PP Muhammadiyah, Selasa (29/3/2016) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA  - Suratmi istri terduga teroris asal Klaten Siyono yang meninggal saat dibawa Densus 88 beberapa waktu lalu datangi Kantor PP Muhammadiyah di Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta Selasa (29/3/2016) pagi.

Suratmi yang datang menggunakan gamis hitam dan menutup mukanya tersebut kemudian ditemui oleh Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas beserta tim hukum PP Muhammadiyah serta Anggota Komnas HAM Siyane Indiryani.

Suratmi mengadukan masalah misteri kematian suaminya yang membuatnya tidak tenang hingga hari ini.

"Kami minta bantuan perkara almarhum suami saya. Saya sekeluarga mengetahui banwa kematian duami saya tidak wajar," ujarnya.

Dia menceritakan awalnya hanya diberitahu bahwa suaminya saat itu di rumah sakit, sehingga dia ditemani beberapa orang yang salah satunya mengaku bernama Ayu mendampinginya sampai di Jakarta serta diinapkan di sebuah hotel dan mengurus semua kebutuhannya di sana.

Sampai sana dia baru mengetahui bahwa suaminya sudah meninggal dunia, dia kemudian diberikan dua gepok uang oleh orang yang bernama Ayu yang dia sendiri tidak tau dia berasal dari mana.

Berita Rekomendasi

"Yang satu diberikan pada kakak saya dikatakan sebagai biaya pemakaman suami saya, yang satu diberikan kepada saya dikatakan sebagai biaya hidup," ceritanya.

Namun sejak diberikan pada awal maret hingga kini uang tersebut tidak pernah digunakannya bahkan dibuka karena dia tidak tau uang itu buat apa, sehingga ragu-ragu.

Karenanya dia kemudian menyerahkan uang tersebut kepada PP Muhammadiyah yang akan membantu mengadvokasi masalah ini.

Busyro yang menerima langsung menyatakan akan menyimpan uang tersebut karena belum jelas juga siapa yang memberikannya sehingga akan digunakan untuk langkah yang lebih lanjut terkait advokasi hukum masalah meninggalnya Siyono yang tidak wajar.

"Kami terima dan akan kami simpan dengan cara kami, kami sesuai kesepakatan kami akan menghandle masalah ini," uajrnya.

Siyono (39) warga Brengkungan Cawas Klaten ditangkap Densus 88 Mabes Polri pada Selasa (9/3/2016) karena diduga terlibat dalam jaringan teroris, namun dia kemudian meninggal di perjalanan.

Polri mengklaim bahwa dia meninggal seusai kelelahan dan lemas akibat melawan dan berkelahi dengan anggota Densus 88 yang mengawalnya selama perjalanan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas