Ibu dan Bayi Meninggal, Direktur RSIA Diminta Memanusiakan Manusia
Ia mengatakan kasus kematian Suryani dan bayinya itu bukan kasus pertama, melainkan kasus yang telah terjadi berulang kali di RSIA Aceh.
Editor: Wahid Nurdin
![Ibu dan Bayi Meninggal, Direktur RSIA Diminta Memanusiakan Manusia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo_20160402_062404.jpg)
Laporan wartawan Serambi Indonesia, Misran Asri
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Belasan massa yang didominasi kaum ibu dan tergabung dalam Solidaritas Perempuan Antikorupsi (SPAK) Aceh, melancarkan unjuk rasa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aceh, Banda Aceh, Jumat (1/4/2016).
Massa yang ikut membawa sejumlah poster berisi tuntutan dan desakan itu, melancarkan aksi berkaitan dengan kasus meninggalnya Suryani dan bayinya akibat buruknya pelayanan RSIA, sehingga pasien tidak mendapat penangganan medis.
"Kami datang ke RSIA, bukan tujuan bertemu Direktur atau pihak-pihak yang ada di sini. Kami kemari, untuk mengetuk hati mereka, agar mengedepankan hati nurani dalam melayani masyarakat serta memanusiakan manusia, tanpa memandang strata, status sosial dan hal lainnya," kata koordinator aksi, Yulindawati.
Ia mengatakan kasus kematian Suryani dan bayinya itu bukan kasus pertama, melainkan kasus yang telah terjadi berulang kali di RSIA Aceh.
Hanya saja para korban yang mayoritas masyarakat kecil takut mempersoalkannya.
"Kasus yang menimpa Suryani dan bayinya yang meninggal dunia akibat tidak tertangani maksimal dari pihak rumah sakit milik pemerintah ini sungguh memilukan dan tidak dapat ditolerir, sehingga Gubernur Aceh harus segera mengevaluasi kinerja Direktur RSIA beserta manajemennya, agar kasus serupa tidak terulang," harap Yulindawati.
Menyikapi berbagai kasus akibat buruknya pelayanan lembaga kesehatan, mulai rumah sakit di provinsi dan kabupaten/kota serta puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya di Aceh, SPAK membuka pos pengaduan.
"Perlu kita renungan bagaimana kalau kasus serupa, seperti yang dialami Suryani dn bayinya yang meninggal dunia menimpa keluarga kita. Harusnya kita memiliki rasa empati yang tinggi," ungkap Yulindawati.
Setelah meluahkan uneg-unegnya massa selanjutnya bergerak ke Dinkes Aceh. Disana mereka mempertanyakan sikap Dinkes Aceh terhadap kasus kematian ibu dan bayi tersebut.(*)