Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wali Kota Makassar Wujudkan Kota Layak Penyandang Autisme

Wali Kota Makassar Danny Pomanto berupaya menciptakan Makassar sebagai kota yang nyaman untuk semua.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Wali Kota Makassar Wujudkan Kota Layak Penyandang Autisme
TRIBUN/SANOVRA JR
Ratusan kepala sekolah (Kepsek) se Kota Makassar mengikuti acara pelantikan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa Antang, Manggala, Makassar, Sulsel, Rabu (30/3). Sebanyak 435 kepala sekolah hasil seleksi lelang jabatan yang terdiri dari 365 kepala sekolah untuk SD, 39 untuk SMP, 22 untuk SMA, dan 9 untuk SMK se-Kota Makassar resmi dilantik Wali Kota Makassar Danny Pomanto. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wali Kota Makassar Danny Pomanto berupaya menciptakan Makassar sebagai kota yang nyaman untuk semua.

Salah satunya dengan mencanangkan kota layak bagi para penyandang autis dengan menginisiasi gerakan Gerakan Masyarakat Ramah Autisme (Gammara Autisme) di anjungan pantai city of Makassar 2 April 2016 kemarin.

"Kami terus melakukan berbagai upaya sehingga kota ini nyaman untuk semua, layak anak dan tak terkecuali bagi penyandang autis," kata Danny dalam keterangan yang diterima, Selasa (5/4/2016).

Danny Pomanto ini menjelaskan, di Makassar sendiri telah ada sekolah inklusif yakni sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan reguler.

"Tinggal kami terus perkuat, lebih sempurnakan lagi dan Insya Allah kita akan perbanyak," ujarnya.

Danny pun menyampaikan kagum terhadap orang tua yang mengasuh anak penyandang autis. Baginya merawat anak bukanlah hal yang mudah apalagi dengan anak yang terdeteksi mengalami gangguan autis.

Ketua Para Orang Tua Autis (POAM) Makassar Sinta Meroriani Kristanto mengapresiasi gagasan Danny Pomanto yang mewujudkan kota layak autis. Sinta mengaku siap membantu program Pemkot Makassar untuk terus memberi pengetahuan dan sosialisasi mendeteksi penyandang autis di setiap kelurahan

BERITA REKOMENDASI

"Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat lebih ramah autis, mengenali gejalanya, mau menerima, dan menumbuhkan harapan serta semangat hidup bagi mereka," katanya.

Sinta menambahkan bahwa dengan adanya sosialisasi dan penyuluhan autis hingga ke bawah diharapkan para penderita biaa mendapat kesamaan dalam pendidikan, kesehatan dan perlindungan hukum. Dengan demikian para penderita autis bisa sedini mungkin dibantu berkembang secara maksimal dan bebas dari diskriminasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas