Ini Kronologis Pemukulan Penumpang Nam Air pada Pramugara
Akibat pemukulan pramugara pesawat Nam Air, Nirwan Maekasi (24) warga Jakarta alami pendarahan di bagian gusi dan mengalami pembengkakan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Bangka Pos, Ajie Gusti Prabowo
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Manajemen maskapai penerbangan Sriwijaya Air yang menaungi maskapai Nam Air wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyesalkan pemukulan yang dilakukan oleh penumpang pesawat Nam Air IN 9880 kursi 11F.
Andi Muhammad Tuo Pabbenteng (51) memukul pramugara pesawat Nam Air, Nirwan Maekasi (24) warga Jakarta, Rabu (6/4/2016) pukul 07.45 WIB.
"Pada kejadian itu saat posisi pesawat Push Back atau mundur menuju landasan di bandara Palembang dan awak kabin hendak membagi makanan di dalam pesawat," jelas District Manager Sriwijaya Air Pangkalpinang, Sherly Astura saat ditemui usai pemeriksaan terkait kasus itu di Polsek Pangkalan Baru.
"Saat membagikan menggunakan troli ini menabrak kaki penumpang itu. Dimana saat itu kondisinya penumpang tidur dan tidak sadar kakinya keluar di bagian jalan lorong," kata Sherly Astura.
Menurutnya, memang jalan tersebut biasa digunakan awak kabin dan awalnya pramugara sudah menyampaikan permisi kepada penumpang bahwa akan ada pembagian makanan dan troli akan melintas lorong kabin.
"Lalu tidak sengaja tertabrak kaki penumpang kami ini, dan memang kesalahan awak kabin kami serta langsung menyampaikan permohonan maaf kepada penumpang karena tidak sengaja," katanya.
"Hanya saja yang kami sesalkan adalah awak kabin yang sudah menyampaikan maaf secara tiba-tiba penumpang itu langsung mengarahkan gempalan tangannya ke arah wajah sebelah kanan," jelasnya.
Ia mengakui, hal itu mengakibatkan pendarahan di bagian gusi dan mengalami pembengkakan karena dipukul sebanyak satu kali.
"Cukup keras, dan informasinya dari penumpang itu reflek karena bangun tidur," ujar Sherly.
Tapi berdasarkan kronologis tadi dengan verifikasi bahwa penumpang sudah bangun dan kabin kami sudah menyampaikan permohonan maaf secara menunduk dan memegang lutut penumpang itu.
"Awalnya dari kami memang kesalahan, namun sudah kami sampaikan maaf secara prosedur, kenapa harus ada kekerasan," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.