Hilangkan Trauma, Ibu-ibu Korban Longsor Banjarnegara Dilatih Membuat Kerajinan
Berbagai macam cara digunakan untuk mengisi kegiatan pengungsi sekaligus trauma healing salah satunya adalah pelatihan pembuatan kerajinan sampah.
Penulis: Khaerur Reza
Editor: Wahid Nurdin
![Hilangkan Trauma, Ibu-ibu Korban Longsor Banjarnegara Dilatih Membuat Kerajinan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kerajinan-sampah_20160407_195739.jpg)
Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Ratusan warga masih mengungsi akibat tanah bergerak di Clapar Madukara Banjarnegara sekitar dua minggu yang lalu.
Berbagai macam cara digunakan untuk mengisi kegiatan pengungsi sekaligus trauma healing salah satunya adalah pelatihan pembuatan kerajinan sampah.
Acara ini digagas Tim Bank Sampah Sekar Wangi Prigi Banjarnegara bersama Rumah Zakat dengan melatih membuat kerajinan tangan dari sampah kepada ibu-ibu pengungsi.
Acara yang digelar sejak Rabu (6/4/2016) berjalan lancar dan menyenangkan, belasan peserta yang merupakan wanita tersebut nampak antusias mengikuti pelatihan ini dan sejenak melupakan duka akibat belum jelasnya nasib mereka.
Korlap Posko Rumah Zakat di Banjarnegara, Nafiatul Munawarah mengatakan program ini dilaksanakan guna menetralisir trauma dan beban psikologis yang mulai muncul khususnya ibu-ibu di pengungsian Clapar-Banjarnegara.
Apalagi selama di pengungsian mereka tidak bisa leluasa menjalani aktifitas seperti sebelum terjadi bencana.
"Ke depan harapannya program ini menjadi salah satu program unggulan dalam penangganan pasca kebencanaan di Clapar Banjarnegara dan menjadi model penanganan kebencanaan dari RZ yang efektif," ujarnya Kamis (7/4/2016).
Selama membantu penanganan kebencanaan tanah longsor Clapar Banjarnegara, RZ dengan dukungan BPBD Banjarnegara dan TNI melaksanaan 2 agenda utama yaitu penanganan sampah di lokasi pengungsian dan support DU.
Gerakan tanah di sana sendiri sampai saat ini masih terjadi, sehingga masih ada 311jiwa atau 80 KK yang harus mengungsi.
Status masa tanggap darurat bencana juga diperpanjang sampai Selasa (12/4/2016) didasarkan atas instruksi bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo dengan pertimbangan situasi kondisi di lokasi dimana kondisi tanah saat ini yakni adanya retakan dan semakin meluas.
Tim BPBD masih menunggu assessment dari Geologi terkait kondisi tanah untuk memutuskan langkah selanjutnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.