Kebun Salak Sekian Penyebab Longsor di Banjarnegara
Kebun salak satu dari sekian penyebab terjadinya longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Sejumlah mahasiswa dan dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto mensurvei lapangan di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara.
Survei untuk mencari penyebab terjadinya longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Jateng, Kamis (7/4/2016), dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed, Fadlin, menerangkan satu dari beberapa faktor penyebab longsor yaitu kebun salak.
"Faktor penyebab longsoran meliputi faktor pasif dan aktif. Faktor pasif mengontrol terjadinya longsoran, sedangkan faktor aktif pemicu terjadinya longsoran," beber Fadlin.
Menurut dia, faktor pasif meliputi topografi, litologi (batuan), struktur geologi, vegetasi serta kondisi hidrologis, sedangkan faktor aktif yang mempengaruhi longsoran berupa aktivitas manusia dalam penggunaan lahan dan faktor iklim.
Pada faktor vegetasi, Fadlin dan tim menemukan pemanfaatan lahan oleh masyarakat Desa Clapar, di mana hampir sebagian besar di lokasi longsor ditanami pohon salak.
"Vegetasi pohon salak memiliki karakter berakar serabut yang memperlemah daya ikat tanah. Dengan kata lain, tanah di atas menjadi gembur, sehingga mengganggu kestabilan tanah yang bisa berakibat longsor," beber dia.
Faktor ini tidak kalah penting memberikan sumbangsih terjadinya suatu longsoran.
Berdasar faktor topografinya, sepanjang jalur alternatif Banjarnegara-Wonosobo memiliki kemiringan lereng yang cukup curam sehingga berpotensi mengganggu kestabilan lereng.
Kondisi demikian menciptakan peluang terjadinya gerakaan tanah atau longsoran.