Netizen Ramalkan Sonya Depari Sebentar lagi Jadi Artis lalu Jadi Anggota Dewan
Sonya Depari masih jadi topik obrolan, kali ini netizen meramalkan apa yang terjadi setelah kejadian ini.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Sonya Depari masih jadi topik obrolan, kali ini netizen meramalkan apa yang terjadi setelah kejadian ini, Kamis (7/4/2016).
Netizen meramalkan kalau Sonya Depari setelah mengancam Polwan dan namanya mendadak populer akan jadi artis lalu anggota dewan.
"Tenang2 , bentar lg jg jadi artis di tivi ni ... Indonesia gitu loh," tulis Teguh Way melalui kolom komentar di berita Tribunnews.com tentang Sonya.
Netizen lain kemudian menambahkan.
"Setelah itu anggota dewan," tulis Johan Krista.
Selain meramalkan ada juga yang berharap Sonya tak diluluskan sebagai pembelajaran.
Rahman Fajri Piliang: Pak Guru... gak usah diluluskan anak ini, tahun ini. Baru selesai UN saja kelakuannya dah spt ini, apalagi kalo udah pengumuman kelulusannya.
Bahaya anak ini secara moral dia blm lulus, suruh dia sekolah lg setahun ini. Kalo pak guru luluskan jg anak ini skrg, berarti Anda sebagai pendidik dan jg Sekolah sbg Lembaga Pendidikan telah gagal mendidik anak didiknya.
Ini baru satu yg ketahuan dan tdk menutup kemungkinan terjadi pd anak didik anda lainnya, kalo cara anda dan sekolah mendidik asal lulus saja.
Sementara komentar-komentar lainnya sangat pedas dan memojokkan Sonya Depari.
Meski demikian ada juga yang membela.
Kiki: Biasa anak remaja gitu....udahlah tdk usah dibesar2kan malu dia nanti...bagaimana dia mau lanjutkan sekolah kalau diginiin dia...udah tdk usah di expos kasihanilah ..
Sukawi: Ambil hikmahnya aja pa arnan. Ntar juga di wawancara tv1.
Ancam Polwan
BErita sebelumnya usai melaksanakan Ujian Nasional (UN), para siswa SMA di Kota Medan menggelar konvoi, Rabu (6/4/2016).
Saat konvoi berlangsung, polisi menghentikan sebuah mobil Honda Brio karena membuka kap belakangnya di Jalan Sudirman dekat Hotel Polonia.
Saat diamankan polisi, penumpang mobil wanita cantik yang masih berseragam SMA marah-marah kepada Ipda Perida Panjaitan yang hendak menilang.
"Oke Bu, saya tidak main-main ya, saya tandai Ibu. Saya anak Arman Depari," katanya dengan menunjuk-nunjuk polwan tersebut.
Ipda Perida hanya membalas kata-kata wanita cantik tersebut dengan kata,"Ia....ia....ok ya...," katanya.
Saat wartawan konfirmasi lagi, apakah ia benar anak Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjend Arman Depari, ia tidak menjawab, hanya diam dan menutup wajahnya.
Usai ribut-ribut Ipda Perida membiarkan para siswi tersebut pergi.
"Kalian pulang ya, langsung ke rumah ya. Kami memang membubarkan konvoi anak sekolah, buat kalian juganya," ucapnya.
Cerita anak jenderal dan operasi zebra
'Kisah anak jenderal' pernah terjadi dalam Operasi Zebra yang digelar Satuan Lalu Lintas Polresta Depok di Jalan Margonda Raya, Rabu (3/12/2014).
Seorang pemuda yang mengendarai Daihatsu Taft, menolak diperiksa kelengkapan kendaraannya.
Ia mengaku anak seorang jenderal yakni Brigjen TNI AL.
Awalnya petugas kepolisian tetap bersikeras dan menjelaskan agar pemuda itu tetap menunjukkan kelengkapan surat kendaraannya.
Sebab razia ini berlaku bagi siapa pun tanpa kecuali.
Namun karena pemuda itu terus menolak dan dapat memicu terjadinya keributan, polisi lalu mengalah dan menyerahkan hal ini ke Garnisun dan TNI yang mendampingi mereka dalam razia.
Kasat Lantas Polresta Depok Sri Suhartatik, yang akrab disapa Tatik, mengatakan pihaknya menghindari keributan dan pertengkaran yang lebih jauh, sehingga menyerahkan pemeriksaan itu ke Garnisun.
Menurut Tatik, peristiwa semacam ini telah diantisipasi pihaknya sehingga setiap razia digelar, mereka didampingi anggota Garnisun.
"Pemuda itu mengaku anak jenderal TNI AL. Sehingga tidak terima sewaktu kendaraannya kami hentikan untuk diperiksa kelengkapan suratnya," ujar Tatik, Rabu (3/12/2014) sore.
Menurut Tatik, pihaknya sebenarnya sudah menjelaskan dengan baik-baik kepada pemuda tersebut, bahwa siapapun harus diperiksa kelengkapan surat kendaraannya dalam operasi Zebra ini.
Namun, kata Tatik, pemuda itu justru menolak terus dan bahkan dapat memicu terjadinya keributan yang lebih jauh.
"Sehingga kami memutuskan untuk menyerahkan hal ini ke TNI agar ditangani Garnisun."
"Apalagi yang bersangkutan sempat menunjukkan surat yang menurutnya bisa membuktikan dia anak petinggi atau jenderal TNI," kata Tatik. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.